Rabu, 17 Juli 2013

NAMA : SUPRAPNO NIM : TP 100792 SEMESTER : VI B JUR/ FAK : PAI/ ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN MATA KULIAH : HADITS TARBAWI II DOSEN PENGAMPU : SHALAHUDIN, S.Ag, M.Pd. I SOAL مَثَلُ القَائِم في حُدُودِ اللَّه والْوَاقِع فيها، كَمثل قَومٍ اسْتَهَموا على سَفِينَةٍ، 1. Sambung hadits diatas ? عن النعمان بن بشيررضي الله عنهماعن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال: مَثَلُ القَائِم في حُدُودِ اللَّه والْوَاقِع فيها، كَمثل قَومٍ اسْتَهَموا على سَفِينَةٍ، فَأَصابَ بَعْضُهم أعْلاهَا، وبعضُهم أَسْفلَهَا، فكان الذي في أَسفلها إذا استَقَوْا من الماء مَرُّوا على مَنْ فَوقَهمْ، فقالوا: لو أنا خَرَقْنا في نَصِيبِنَا خَرقا ولَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنا؟ فإن تَرَكُوهُمْ وما أَرَادوا هَلَكوا وهلكوا جَميعا، وإنْ أخذُوا على أيديِهِمْ نَجَوْا ونَجَوْا جَميعا [رواه البخاري والتّرمذي واحمد عن النعمان بن بشير Artinya: Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang melaksanakan perintah Allah dengan orang yang melanggarnya adalah seperti satu kaum yang berbagi tempat di sebuah kapal. Sebagian orang mendapat tempat di bagian atas, sedangkan sebagian yang lain mendapat tempat di lambung kapal. Orang-orang yang berada di lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata, 'Sebaiknya kita lubangi saja lambung kapal ini (untuk mengambil air) agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas.' Jika keinginan mereka itu tidak dicegah, mereka semua akan binasa. Sebaliknya jika dicegah mereka semua akan selamat.” (HR. Bukhari, Tirmidzi & Ahmad) 2. Jelaskan beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari kandungan hadits tersebut ? Jawab: a. Bahwa sesama Umat Islam sesungguhnya kita “diharuskan” untuk saling mengingatkan antara yang satu dengan yang lainnya b. Saling menasehati dimaksudkan agar kita tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh syariah. c. Mencegah perbuatan maksiat (baca ; nahi mungkar) merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dan tidak benar jika dikatakan bahwa nahi mungkar merupakan fardhu kifayah, atau kewajiban bagi sekelompok orang tertentu. Nahi mungkar merupakan kewajiban bagi setiap mu'min, khsusnya bagi yang menyaksikan perbuatan munkar atau kemaksiatan tersebut. d. Perlunya kita menciptakan nuansa saling menasehati, khususnya di lingkungan kerja dan aktivitas kita sehari-hari. Jangan pernah sungkan untuk memberikan nasehat, atau mengingatkan kepada sesama rekan kerja, bawahan, atasan, atau bahkan kepada orang yang kita anggap lebih senior dalam masalah agama, 3. Jelaskan konsep materi dalam persfektif hadits serta ruang lingkupnya ? Jawab: a. Pendidikan Aqidah Adalah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seseorang hingga menjadi akidah yang kuat dan benar. عن ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : كنت خلف النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - يوماً ، فَقَالَ : (( يَا غُلامُ ، إنِّي أعلّمُكَ كَلِمَاتٍ : احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ) ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله ، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ ، وَاعْلَمْ : أنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبهُ اللهُ لَكَ ، وَإِن اجتَمَعُوا عَلَى أنْ يَضُرُّوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحفُ (رواه الترمذي) ، وَقالَ : (( حديث حسن صحيح وفي رواية غيرِ الترمذي : (( احْفَظِ الله تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعرَّفْ إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ ، وَاعْلَمْ : أنَّ مَا أَخْطَأكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبكَ ، وَمَا أصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَاعْلَمْ : أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً )). Artinya: Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Kali tertentu saya berada dibelakang Nabi saw, kemudian beliau bersabda “Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu nbeberapa kalimat, yaitu: “ Jagalah (perintah) Allah niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu hal yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu” (HR. Imam Tirmidzi). Dan dalam riwayat selain Tirmidzi dikatakan, Rosulullah saw bersabda: “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan menemui-Nya dihadapanmu. Hendaknya engkau mengingat Allah diwaktu lapang (senang, niscaya Allah akan mengingatmu diwaktu susahmu. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu disertai kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan, dan sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”. b. Pendidikan Ibadah Adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus. Dalam hadits diatas terdpatlah pelajaran materi tentang ibadah. Sabda Rosulullah saw: وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - : أنَّ فُقَراءَ المُهَاجِرينَ أتَوْا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، فَقَالُوا : ذَهَبَ أهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ العُلَى ، وَالنَّعِيم المُقيم ، فَقَالَ : (( وَمَا ذَاك ؟)) فَقَالوا : يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ ، وَيَعْتِقُونَ وَلاَ نَعْتِقُ ، فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : ((أفَلا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئاً تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ ، وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ ، وَلاَ يَكُونُ أحَدٌ أفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟ )) قالوا : بَلَى يَا رسول الله ، قَالَ : (( تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمِدُونَ ، دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاثاً وَثَلاثِينَ مَرَّةً )) فَرَجَعَ فُقَرَاء المُهَاجِرِينَ إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، فقالوا : سَمِعَ إخْوَانُنَا أهلُ الأمْوالِ بِمَا فَعَلْنَا ، فَفَعَلُوا مِثلَهُ ؟ فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ )) متفقٌ عَلَيْهِ ، وَهَذا لفظ رواية مسلم . (( الدُّثُور )) : الأمْوَالُ الكَثِيرَةُ ، وَالله أعلم .[8] Artinya: Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwasannya orang-orang miskin dari kelompok muhajirin datang menemui Rasulullah saw sambil mereka berkata: “Wahai Rasulullah saw, orang-orang kaya dan lapang, telah mengalahkan kebaikan dan pahala kami dengan derajat yang tinggi dan kemewahan yang banyak”. Rasulullah saw lalu bertanya: “Bagaimana bisa demikian?” Mereka menjawab: “Mereka melakukan shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami juga berpuasa, mereka dapat bersedekah harta namun kami tidak dapat bersedekah, mereka dapat membebaskan budak belian, sementara kami tidak dapat melakukannya”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di mana kamu dapat mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan) orang-orang sebelum kalian dan sesudah kalian, dan tidak akan ada seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan kalian kecuali orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan?” Mereka menjawab: “Tentu mau ya Rasulullah”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Bacalah tasbih (subhanallaah), tahmid (alhamdulillaah) dan takbir (Allahu akbar) setiap selesai shalat (wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali”. Abu Shalih berkata: “Orang-orang miskin dari kelompok muhajirin lalu kembali lagi menghadap Rasulullah saw sambil berkata: “Kami mendengar bahwa orang-orang kaya itu juga melakukan apa yang telah kami lakukan ya Rasulullah”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: “Itu adalah karunia dari Allah, yang Allah berikan kepada orang yang dikehendakiNya”(HR. Bukhari Muslim). c. Pendidikan Akhlak Adalah bentuk jamak dari kata khuluk, yang berarti buti pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Abdul Hamid Yunus berpendapat bahwa akidah adalah sifat-sifat yang terdidik. Sedangkan al-ghazali mengemukakan bahwa sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah, tanda memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Rosulullah bersabda: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - قَالَ لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُولُ « إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا. Artinya: Abdullah Bin Amru berkata, “Nabi bukan orang yang keji.” Beliau bersaba, sesungguhnya yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Bukhari) d. Pendidikan Hati Adalah pendidikan yang merupakan bagian dari pembinaan Rohani yang ditekankan pada upaya pengeembangan potensi jiwa manusia agar senantiasa dekat dengan Alah, cenderung kepada kebaikan dan menghindarkan dari kejahatan. Rasulullah bersabda: عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.[1] رواه ابن حبان Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tetapi dia melihat hati dan pekerjaanmu. (HR. Ibnu Hibban) e. Pendidikan Jasmani Adalah merupakan pendidikan yang bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, social, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.  Memanah, sebagaimana Rosulullah bersabda : عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ Artinya: Ubah Bin Amir berkta, “saya mendengar Rosulullah bersabda ketika beliau sedang berada di atas mimbar, “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamusanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah. bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah. bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim)  Berkuda, sebagaimana Rosulullah bersabda : عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... ارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَةَ الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ امْرَأَتَهُ Artinya: dari Uqbah Bin Amir Al-juhani bahwa Rosullah bersabda, “Memanahlah dan kendarailah olehmu (kuda). Namun, memanah lebih aku sukai daaripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang menjadi permainan seseorang adalah bathil, kecuali yang memanah dengan busurnya, mendidik atau melatih kudanya, dan bersenag-senang dengan istrinya. (HR. Ibnu Majah)  Menjaga Pola Makan, sebagaimana Rosulullah bersabda : عن ابن عمر قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المْؤُمِنُ يَأْكُلُ فِى مِعًى وَاحِدٍ. وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِى سَبْعَةِ أَمْعَاء Artinya: Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “oranng yang beriman itu dengan satu usus (perut), sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Bukhari)  Menjaga Kesehatan, sebagaimana Rosulullah bersabda : عن أبي مالك الأشعري قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم الطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَان Artinya: Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa Rosulullah bersabda, “kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim) f. Pendidikan Sosial Adalah proses pembinaan kesadaran social, sikap social, dan keterampilan social agar anak dapat hidup dengan baik serta wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakat.  Orang Beriman Harus Bersatu, Rosulullah bersabda : عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ Artinya: Dari Abu Musa, Nabi bersabda,: sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lainnya.” Beliaupun memasukkan jari –jari tangannya satu sama lain.” (HR. Bukhari)  Orang Beriman Harus Saling Mencintai, Rosulullah bersabda : عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ Artinya: Dari Anas, Nabi bersabda, “tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)  Orang Beriman Harus Saling Bersatu, Rosulullah bersabda : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ Artinya: Abu Huarairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan dunia, Allah akan melapangkan dari satu kesulitan hari kiamat. Siapa yang memudahkan satu kesulitan, Allah akan memudahkannya dari kesulitan dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seseorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim) g. Pendidikan Intelek/ Akal Adalah proses meningkatkan kemampuan intelektual dalam bidang ilmmu alam, teknologi, dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan kholifahnnya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan olehnya. Rosulullah bersabda Artinya: Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rosulullah bersabda, “berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangan kamu memikirkan Dzatnya.” (HR. Ath Thabrani) h. Pendidikan Seks Adalah suatu yang sangat penting dalam kesehariaan sehingga islampun memiliki pendidikan seks, agar nantinya tidak terjadi yang islam inginkan.  Memisahlan Tempat Tidur Anak Lai-Laki An Anak Perempuan, Rosulullah bersabda : عَنْ عبد الله قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ Artinya: Dari Abdullah Rosulullah bersabda, “suruhlah anakmu untuk mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka, karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu) pisahkanlah tempay tidur mereka. (HR. Abu Daud)  Posisi Tidur Miring Ke Sisi Kanan, Tidak Melungkap, Rosulullah bersabda: عن البراء بن عازب رضي الله عنهما قال: قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضوْءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ اْلأَيْمَنِ Artinya: Dari Al Barraa bin Azib, ia berkat,”Rosulullah berkata kepadaku apabila engkau mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk sholat kemudian tidurlah denga miring ke sisi kanan.” (HR. Bukhari)  Membiasakan Anak Menundukkan Pandangan dan Memelihara Aurat, Rosulullah bersabda : عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ الْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ تَسْتَفْتِيهِ فَجَعَلَ الْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصْرِفُ وَجْهَ الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الآخَرِ Artinya: Dari Abdullah Bin Abbas, ia berkata,”Adalah Al-Fadhl bin Abbas membonceng Nabi lalu datanglah seorang wanita dari khats’am yang meminta fatwa kepada beliau. Al Fadhl kemudian memandang perempuan itu dan ia pun memandangnya. Lalu Rosulullah memalingkan wajah Al-Fadhl ke sisi yang lain.” (HR. Abu Daud) i. Pendidikan Al-Qur’an Adalah suatu pendidikan yang sangat penting dalam islam, karena sumber islam dalam al-qur’an sehingga orang yang baik adalah orang yang mempelajari dan mengamalakan al-qur’an, yang mana seluruh pendidikan adda dalam al-quran. Oleh sebab iti wajiblah orang islam yang belajar al-quran. Rosulullah bersabda: Artinya: sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-qur’an dan mengamalkannya j. Pendidikan Fiqih Adalah suatu sumber hukum yang harus kita pelajari, karena ia menyangkut dalam keseharian kita. Baik dari bangun tidur sampai kita hendak tidur disinilah fikih berperan aktif dan penting dalam hidup kita. Sabda Rosulullah SAW : وعن معاوية - رضي الله عنه - قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ )) . متفقٌ عَلَيْهِ . Artinya: Dari Mu'awiyah ra katanya: "Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." [Muttafaq 'alaih] 4. Agar pendidikan islam dapat berdiri kokoh maka ia harus mempunyai dasar dan tujuan yang spesifik, jelaskan dasar serta tujuan pendidikan agama islam dalam kajian hadits ? Jawab: A. Dasar-dasar pendidikan 1. Sumber dari al-Qur’an. Antara lain: a) Surat Al-Mujadalah ayat 11: . . . يَرْفَعِ اللهُ الّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَالّذِيْنَ اُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجتٍ. . .(المجادله: 11) “. . . . niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat . . .”(QS. Al-Mujadalah:11). b) Dalam surat An-Nahl ayat 125; اُدْعُ اِلى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ . . . (النحل: 125) “Ajaklah kepada Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik”.(QS. An-Nahl: 125). 2. Sumber dari hadits, yaitu: a) Hadist Riwayat Bukhori: بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْايَه “Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit”. (HR. Bukhari). b) Hadist Riwayat Baihaqi: كُلُّ مَوْلُوْدٍ ُيْولَدُ عَلى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِه اَوْيُنَصِّرَانِه اَوْ يُمَجِّسَانِه “Setiap anak yang dilahitkan itu telah membawa fitrah beragam (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tauanyalah yang menjadikan anak tersebut beragam Yahudi, Nasroni atau Majusi”. (HR. Baihaqi) B. Tujuan Pendidikan Agama Islam 1. menurut para ahli tujuan pendidikan adalah; a. terbentuknya insane kamil yang didalamnya memiliki kawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris nabi. b. Menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran islan (seminar pendidikan nasional tanggal 7-11 mei 1960 di cipayung, bogor,). c. Pendidikan harus bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan pancaindra. 2. dilihat dari segi Hadits a. Bertaqwa kepa Allah عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “ [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح] Artinya: Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “ (Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih). Maksudnya hadits Riwayat hidup Abu Dzar itu banyak. Ia masuk Islam ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam masih di Makkah dan beliau menyuruhnya kembali kepada kaumnya. Namun ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan tekadnya untuk tinggal di Makkah bersama beliau, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mampu lagi mencegahnya. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Dzar “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya”. Hal ini sejalan dengan firman Allah : “Sesungguhnya segala amal kebajikan menghapus segala perbuatan dosa”. (QS. Huud : 114) Sabda beliau “bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik” maksudnya bergaullah dengan manusia dengan cara-cara yang kamu merasa senang bila diperlakukan oleh mereka dengan cara seperti itu. Ketahuilah bahwa yang paling berat timbangannya di akhirat kelak adalah akhlaq yang baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat kepadaku posisinya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya diantara kamu”. Akhlaq yang baik adalah sifat para nabi, para rasul dan orang-orang mukmin pilihan. Perbuatan buruk hendaklah tidak di balas dengan keburukan, tetapi dimaafkan dan diampuni serta dibalas dengan kebaikan. b. Beriman dan Berilmu عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ (وَفِي حَدِيْثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ) : قَالَ قُلْ آمَنْتُ باِللهِ فَاسْتَقِمْ Artinya: Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaugafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rosulullah, “ Ya Rosulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.” Lalu Nabi berkata, “katakanlah. Saya beriman kepada Allah. Lalu tetapkanlah pendirianmu. ( HR. Muslim dan Ahmad) Hadits ini meunjukkan bahwa beriman kepada Allah dan Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang muslim. Oleh karena itu pendidikan harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan tuntunan iman tersebut. Sehubungan dengan ketinggian derajat orang berimandapat dibaca dalam hadits berikut ini. عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَيُونَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَيُونَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّىَّ الْغَابِرَ فِى الأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ قَالَ « بَلَى وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ Artinya: Abu Sa’id Al-Khudri RA, meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya penduduk surge melihat penghuni tempat yang tinggi di atas mereka seperti meeka melihat bintang yang berada di penjuru Timur dan Barat karena keutamaan mereka.” Sahabat bertanya.” Ya Rosulullah, apakah itu tempat para nabi yang tidak dapat dicapai oleh orang lain?” Beliau menjawab, “Bisa, demi dzat yang menggenggam diriku. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rosul.” ( HR. Al-Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, dan Ahmad) Hadits di atas menunjukkan kemuliaan orang yang kuat keimanannya kepada Allah dan Rosulnya. Dan posisi tersebut memungkinkan bagi mereka yang sungguh-sungguh dan berusaha meningkatkan keimanannya. c. Berakhlaq Mulia Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya aku d utus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” HR. Al-Baihaqi) Dan dalam hadits lain: Artinya: Abdullah bin Amru berkata, “ Nabi bukanlah orang yang keji dan tidak bersikap keji.” Beliau bersabda, “sesungguhnya orang yang terbaik diantaramu adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR. Al-Bukhari) Hadits diatas menunjukkan dengan tegas bahwa misi utama Rosulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara mengiasi dirinya dengan berbagai akhlak mulia, bahkan secara tegas beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Jadi semakin baik prilakunya maka baiklah imannya, dan semakin buruk prilakunya maka kurang baiklah imannya. 5. Apa yang anda ketahui tentang lembaga pendidikan masa Rosulullah SAW ? a. Darul Ar-Qom Darul Arqom adalah rumah arqom bin al arqom, ia masuk islam pada umur 16 th, rumah terpencil di atas bukit safa, rumah yang terpencil ini rasulullah jadikan basis pendidikan dan koordinasi dengan para sahabat agar tidak mudah di cium oleh pembesar serta antek-antek Quroisy jahiliyah. Ada satu methode pembelajaran yang unik di rumah Arqom bin al- arqom, setiap sahabat yang datang ke darul arqom menceritakan pada sahabat nya yang lain apa yang Ia alami hari ini, kemudian rasulullah memberikan arahan, apabila salah dalam menyikapi masalah maka rasulullah meluruskan. Jadi kita bisa lihat methode pembelajaran rasulullah adalah Aplikatif bukan hanya transformasi materi, sehingga jika cuman transformasi materi saja maka murid akan merasa jenuh tidak ada inspiratif yang masuk akhirnya malas, futur dan kabur. Selain juga bahwa para sahabat menerima materi Al-Qur’an dan Assunah di dalam literatur lain di katakan bahwa di rumah Arqom ini lah para sahabat menghafal Al-Qur’an. b. Kuttab Kuttab sudah ada sejak zaman jahiliyah dengan sistem seseorang mendatangi rumah para guru, yang di ajar di kuttab adalah baca–tulis dan syair-syair arab, setelah datang nya islam maka kuttab ini menjadi tempat belajar Al-Qur’an selain juga mengajarkan syair–syair dan pokok – pokok ajaran islam, setelah Umar ibn Khattab menjadi khalifah, ia kemudian menambahkan materi pelajaran Kuttab, yakni seperti, pelajaran berenang, mengendarai onta, memanah, dan membaca serta menghafal syair-syair yang mudah dan peribahasa.Kuttab di masa umayyah berkembang pesat hingga di desa – desa wilayah islam. c. Suffah Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan surau yang bersambung dengan masjid Nabawi. kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik, suffah juga menjadi tempat tinggal bagi para sahabat rasulullah, bentuk suffah adalah sebuah panggung luas beratapkan jerami mereka yang tinggal disini di sebut as-habul suffah. Ibnu taimiyah mengatakan bahwa yang tinggal di suffah berjumlah 400 orang, ibnu abbas, abu dzar al-ghifari termasuk salah satu yang menempati suffah. d. Masjid Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah melainkan juga sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat dan individu serta tempat untuk menerima para duta asing dan pertemuan pemimpin-pemimpin islam. Masjid pertama yang digunakan untuk kegiatan pendidikan adalah masjid Quba, di sana rasulullah membentuk halaqoh yaitu para sahabat duduk di sekeliling rasulullah.dan mereka bertanya tentang berbagai masalah sehari-hari dan agama, jika kita lihat maka sistem nya seperti sistem diskusi. Masjid – masjid lain yang menjadi tempat pendidikan ialah masjid Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Kufah dll. 6. Jelaskan istilah-istilah berikut ? a. Murabbi ( مربّى ) Istilah murabbi ( مربّى ) secara etimologis merupakan bentuk (sighah) al-ism al-fâ’il yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata يربو ربى yang artinya bertambah dan tumbuh. Kedua, berasal dari kata ربي يربى yang artinya tumbuh dan menjadi besar. Dan ketiga, berasal dari kata ربّ يربّ yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja ربّsemenjak masa Rasulullah sudah dikenal dalam ayat al-Qur`an dan Hadits Nabi. Salah satu ayat al-Qur`an yang mencantumkan kata ini seperti dalam Q.S. al-Isra : 24 : وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤) 24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Dalam bentuk kata benda, kata ربّ digunakan untuk Tuhan, hal tersebut karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan menciptakan. Sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Fâtihah : 2 :      Artinya : “segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Dengan demikian istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas, yang secara ringkas menunjukan beberapa tugas utama yaitu : 1) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa ; 2) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan ; 3) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan 4) Melaksanakan pendidikan secara bertahap. b. Mudarris (مدرّس) Secara etimologis Mudarris (مدرّس) berasal dari kata درّس يدرّس تدريسا yang artinya mengajar, melatih. Dan مدرّس berarti orang yang mengajar atau pengajar. Secara terminologis, mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Mudarris juga dapat dimaknai sebagai orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam upaya meningkatkan potensinya. Diantara beberapa ayat al-Qur`an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata mudarris adalah Q.S. al-An’âm : 105 وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (١٠٥) 105. Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. al-An’âm : 105 ) c. Muzakki (مزكّي ) Muzakki berasal dari kata زكّي yang berarti berkembang, tumbuh, bertambah, menyucikan, membersihkan, memperbaiki dan menguatkan. Dengan demikin muzakki secara istilah adalah orang yang membersihkan, mensucikan sesuatu agar ia menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik, agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada Allah terhindar dari perbuatan yang tercela. Ada banyak ayat al-Qur`an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata muzakki, antara lain dalam Q.S. Ali Imran : 164                           Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.( Q.S. Ali Imran : 164) Demikian beberapa istilah yang mengandung makna pendidik yang masing-masing istilah memiliki karakteristik tersendiri dan semuanya menyandarkan kepada landasan baik al-Qur`an dan al-hadits. Dan selain istilah-istilah di atas, ada beberapa istilah yang juga mengandung unsur makna pendidik, yaitu : رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩) 129. Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. 7. Jelaskan prinsip etos kerja dalam islami ? Jawaban: Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Toto Tasmara, dalam bukunya Etos Kerja Pribadi Muslim, menyatakan bahwa “bekerja” bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh asset, fakir dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khaira ummah), atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. ada beberapa prinsip etos kerja yaitu: 1. Bahwa perkerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam Alquran, “Q.S, 17: 36). وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦) 36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. 2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian sebagaimana dapat dipahami dari hadis Nabi saw, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari). 3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, “Dialah Tuhan yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di antara kalian yang dapat melakukan amal (pekerjaan) yang terbaik; kamu akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mulk: 67: 2). Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu. 4. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul dan masyarakat, oleh karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, Q.S. 9: 105).                   105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. 5. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Pekerja keras dengan etos yang tinggi itu digambarkan oleh sebuah hadis sebagai orang yang tetap menaburkan benih sekalipun hari telah akan kiamat. 6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia kerjakan. Ini adalah konsep pokok dalam agama. Konsep imbalan bukan hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan dunia, tetapi juga berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan ibadah yang bersifat ukhrawi. Di dalam Alquran ditegaskan bahwa: Q.S. 53: 31). وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (٣١) 31. dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga).( Q.S. 53: 31). Dalam hadis Nabi dikatakan, “Sesuatu yang paling berhak untuk kamu ambil imbalan atasnya adalah Kitab Allah.” (H.R. al-Bukhari). Jadi, menerima imbalan atas jasa yang diberikan dalam kaitan dengan Kitab Allah; berupa mengajarkannya, menyebarkannya, dan melakukan pengkajian terhadapnya, tidaklah bertentangan dengan semangat keikhlasan dalam agama. 7. Berusaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi yang amat terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat yang dipunyai pelakunya: jika tujuannya tinggi (seperti tujuan mencapai riza Allah) maka ia pun akan mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (seperti, hanya bertujuan memperoleh simpati sesama manusia belaka), maka setingkat itu pulalah nilai kerjanya tersebut. Sabda Nabi saw. itu menegaskan bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen yang mendasari kerja itu. Tinggi rendah nilai kerja itu diperoleh seseorang sesuai dengan tinggi rendah nilai komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat adalah suatu bentuk pilihan dan keputusan pribadi yang dikaitkan dengan sistem nilai yang dianutnya. Oleh karena itu, komitmen atau niat juga berfungsi sebagai sumber dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu, atau, jika ia mengerjakannya dengan tingkat-tingkat kesungguhan tertentu. 8. Ajaran Islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal” adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya, manusia ada karena kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi keberadaan kemanusiaan. Jika filsuf Perancis, Rene Descartes, terkenal dengan ucapannya, “Aku berpikir maka aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berpikir baginya bentuk wujud manusia – maka sesungguhnya, dalam ajaran Islam, ungkapan itu seharusnya berbunyi “Aku berbuat, maka aku ada.” Pandangan ini sentral sekali dalam sistem ajaran Islam. Ditegaskan bahwa manusia tidak akan mendapatkan sesuatu apa pun kecuali yang ia usahakan sendiri:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar