Rabu, 31 Juli 2013

LPJ

PENGURUS ASRAMA PUTRA MA’HAD AL-JAMI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI Sekretariat: Jln. Arif Rahman Haki Komplek IAIN STS Telanai Pura Jambi LAPORAN PROGRAM KERJA BIDANG pengajaran Laporan Yang Disusun Oleh: suprapno rahmat firdaus jumadi INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2012-2013 LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BIDANG PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013 “MENUJU INSAN MARDHOTILLAH” Bissmillah hirrahmannirrahim.. Assalamualaikum Wr Wb PENDAHULUAN Sembari bersujud syukur dengan penuh kerendahan hati marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Illahirabbi Allah SWT. yang telah memberikan keagungan atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Solawat dan salam tercurah limpahkan kepada hamba pembawa Rahmatallil’alamin, baginda tercinta Rasullallah Muhammad SAW. Perjalanan waktu telah menjadikan semua insan manusia harus tunduk pada hukum alam yang tidak bisa ditolak. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini akan berakhir di ruang waktu yang sudah pasti kedatangannya. Maka terbentuklah kenangan yang memenuhi ruang memori kita, tentang apa yang sudah kita pikirkan, katakan, dan kerjakan dalam mengisi sang waktu. Tentu saja dengan segala nilai, makna dan penghayatan yang menyertai semua itu. Namun, tidak hanya kenangan, di sana ada suatu masa ketika kita harus mempertanggung jawabkan seluruh pilihan hidup atas anugerah waktu tersebut.Tidak terasa perjalanan waktu mengabarkan bahwa BAGIAN PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013 telah berakhir masa Priodenya. Maka ijinkanlah kami menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013. Dalam hati yang terdalam kami akui Laporan Pertanggungjawaban ini merupakan suatu keniscayaan untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kami kerjakan kepada Mudir Ma’had Al-Jami’ah, Asatidz dan Asatidzah Ma’had Al-Jami’ah, Mudabbir dan Mudabbiroh Ma’had Al-Jami’ah, kepada seluruh Mahasantri dan Mahasntriwati Ma’had Al-Jami’ah, dan terutama kepada sang Kholik di akhirat kelak. Semoga Laporan Pertanggungjawaban ini memberikan gambaran tentang keseluruhan kinerja bagian PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013. GAMBARAN UMUM PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013 “MENUJU INSAN MARDHOTILLAH” Bagian pengajaran pusat periode 2012-2013 Ma’had Al-Jami’ah IAIN STS Jambi. Untuk terlaksananya program kerja selama kepengurusan kami, maka dari itu kami membentuk: PERSONALIA BAGIAN IBADAH PERIODE 2010-2011 KETUA : SUPRAPNO SEKRETARIS : RAHMAT FIRDAUS BENDAHARA : JUMADI No Jabatan Program Kerja 1. Ketua bagian a. Memimpin roda kinerja program Ibadah. b. Bertanggung jawab atas berjalan dan tidaknya program Ibadah. c. Mengkoordinir Departemen dengan program yang telah direncanakan dan telah ditetapkan; d. Mengevaluasi secara berkala untuk masing-masing bagian. 2. Sekretaris a. Membantu ketua bagian Ibadah dalam melaksanakan tugasnya; b. Membuat laporan semua program yang sudah terlaksana dan belum terlaksana. c. Melakukan pendampingan terhadap proyek kerja setiap bagian. d. Melakukan pemberdayaan internal kerja secara khusus dengan Musyrif dan Rois. e. Membuat laporan pertanggung jawaban. f. Menyususun anggaran dana Ibadah. g. Membuat laporan keuangan. h. Melengkapi inventaris Ibadah. i. Membantu melaksanakan program-program kerja Ibadah. j. Membantu melaksanakan setiap program Ibadah demi menegakkan disiplin Ma’had Al-Jamiah. Agar terkoordinir dan terlaksana kepengurusan kami, maka pihak bagian pengajaran menyusun: PROGRAM KERJA BAGIAN PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH SUNGAI DUREN PERIODE 2012-2013 NO PROGRAM KERJA 1 Mendisiplinkan shalat jama’ah tiga waktu Mahasantri. 2 Membuat jadwal pengontrolan sholat jama’ah kemasjid. 3 Mewajibkan dan mengontrol mahasantri untuk mengikuti pengajian rutin. 4 Mengadakan praktek penyelenggaraan jenazah. 5 Membuat buku panduan dzikir dan do’a. 6 Mengadakan pelatihan Muazzin dan Imam Sholat berjama’ah. 7 Mewajibkan mahasantri untuk menghafal bacaan dzikir dan do’a-do’a. 8 Mengadakan muhadharoh 9 Membuat petugas Muhadharoh mahasantri 10 Membuat jadwal piket kebersihan untuk ruangan muhadhoroh 11 Mengusakan pengadaan buku Muhadhoroh 12 Mengecek penampilan dan persiapan Petugas Muhadhoroh 13 Melakukan evaluasi terhadap petugas Muhadharoh 14 Mengadakan muhadharoh akbar satu kali dalam satu semester. 15 Mengadakan lomba Pidato, barzanji, tilawah dll, bekerja sama dengan bidang bahasa 16 Menseragamkan pakaian peserta Muhadharoh 17 Mengusahakan penambahan inventaris muhadharoh 18 Mengadakan pelatihan dakwah 19 Mengadakan pelatihan minat dan bakat untuk mahasantri maupun pengurus sesuai dengan waktu yang telah terjadwal 20 Mengusahakan sarana minat dan bakat 21 Melakukan pengontrolan sebulan sekali kepada setiap koordinator yang diberi tanggung jawab. 22 Mengabsen setiap cabang minat dan bakat 23 Melakukan pengecekan peralatan pengembangan minat dan bakat 24 Membuat kelompok-kelompok latihan 25 Mengusahakan penyediaan ruangan yang kondusif untuk latihan 26 Mengadakan perlombaan untuk meningkatkan kreatifitas mahasantri. 27 Mengusahakan pemasukan dana dari hasil karya mahasantri 28 Mengadakan acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan lomba islami. 29 Memotivasi kepada mahasantri untuk segera menyelesaikan hafalan Juz ‘Amma 30 Memastikan seluruh mahasantri telah mendapat pembimbing hafalan atau tempat menyetor 31 Membuat kartu penyetoran tahfiz untuk Mahasantri dan Pengurus Asrama 32 Mengadakan pembelajaran iqro’ dan tajwid sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 33 Melakukan pengecekan kartu tahfizd sekali sebulan 34 Mengadakan ulangan hafalan sekali dalam satu semester 35 Membuat buku kumpulan ilmu tajwid 36 Mengadakan lomba yang berkenaan dengan tahfidz No Program kerja 3Keterangan Terlaksana Tdk Terlaksana 1 Mendisiplinkan shalat jama’ah tiga waktu Mahasantri.  2 Membuat jadwal pengontrolan sholat jama’ah kemasjid.  3 Mewajibkan dan mengontrol mahasantri untuk mengikuti pengajian rutin  4 Mengadakan praktek penyelenggaraan jenazah  5 Membuat buku panduan dzikir dan do’a.  6 Mengadakan pelatihan Muazzin dan Imam Sholat berjama’ah.  7 Mewajibkan mahasantri untuk menghafal bacaan dzikir dan do’a-do’a  8 Mengadakan muhadharoh  9 Membuat petugas Muhadharoh mahasantri  10 Membuat jadwal piket kebersihan untuk ruangan muhadhoroh  11 Mengusakan pengadaan buku Muhadhoroh  12 Mengecek penampilan dan persiapan Petugas Muhadhoroh  13 Melakukan evaluasi terhadap petugas Muhadharoh  14 Mengadakan muhadharoh akbar satu kali dalam satu semester  15 Mengadakan lomba Pidato, barzanji, tilawah dll, bekerja sama dengan bidang bahasa  16 Menseragamkan pakaian peserta Muhadharoh  17 Mengusahakan penambahan inventaris muhadharoh  18 Mengadakan pelatihan dakwah  19 Mengadakan pelatihan minat dan bakat untuk mahasantri maupun pengurus sesuai dengan waktu yang telah terjadwal  20 Mengusahakan sarana minat dan bakat  21 Melakukan pengontrolan sebulan sekali kepada setiap koordinator yang diberi tanggung jawab  22 Mengabsen setiap cabang minat dan bakat  23 Melakukan pengecekan peralatan pengembangan minat dan bakat  24 Mengusahakan penyediaan ruangan yang kondusif untuk latihan  25 Membuat kelompok-kelompok latihan  26 Mengadakan perlombaan untuk meningkatkan kreatifitas mahasantri  27 Mengusahakan pemasukan dana dari hasil karya mahasantri  28 Mengadakan acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dan lomba islami.  29 Memotivasi kepada mahasantri untuk segera menyelesaikan hafalan Juz ‘Amma  30 Memastikan seluruh mahasantri telah mendapat pembimbing hafalan atau tempat menyetor  31 Membuat kartu penyetoran tahfiz untuk Mahasantri dan Pengurus Asrama  32 Mengadakan pembelajaran iqro’ dan tajwid sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan  33 Melakukan pengecekan kartu tahfizd sekali sebulan  34 Mengadakan ulangan hafalan sekali dalam satu semester  35 Membuat buku kumpulan ilmu tajwid  36 Mengadakan lomba yang berkenaan dengan tahfidz  Dari program kerja yang disebutkan tadi, ada program kerja yang belum terlaksana. Kendala yang dialami adalah: NO PROGRAM KERJA KETERANGAN 1 Membuat jadwal pengontrolan sholat jama’ah kemasjid Minimnya waktu yang ada untuk pembuatan buku-buku do’a. 2 Membuat jadwal piket kebersihan untuk ruangan muhadhoroh Kurangnya pnekanan dalam Bekerja sama menjalankantugas antara sesama pengurus 3 Mengusakan pengadaan buku Muhadhoroh Tenaga pengajar yang tidak memadai 4 Mengadakan lomba Pidato, barzanji, tilawah dll, bekerja sama dengan bidang bahasa Minimnya waktu yang ada untuk pelaksanaan kegiatan. 6 Mengadakan pelatihan minat dan bakat untuk mahasantri maupun pengurus sesuai dengan waktu yang telah terjadwal Minimnya waktu yang ada ,serta kurangnya sarana dan prasarana. 7 Melakukan pengontrolan sebulan sekali kepada setiap koordinator yang diberi tanggung jawab Tidak terlaksananya poin keenam. 9 Mengusahakan penyediaan ruangan yang kondusif untuk latihan Tidak terlaksananya poin keenam serta kurangnya prasanara serta pembimbing program. 12 Melakukan pengecekan kartu tahfizd sekali sebulan Kurangnya koordinasi antara pentashih dengan bidang ta’lim. 13 Mengadakan ulangan hafalan sekali dalam satu semester Minimnya waktu yang ada untuk pelaksanaan kegiatan. 15 Mengadakan lomba yang berkenaan dengan tahfidz Minimnya waktu yang ada serta berhadapan dengan progja yang lain dan yang lebih diutamakan. Adapun inventaris yang kami miliki selama kepengurusan periode 2012-2013: DATA INVENTARIS NO NAMA JUMLAH KETERANGAN ADA RUSAK 1 Alat peraga Qiro’ati 46 buah √ 2 Buku pelajaran bacaan ghorib/musykilat dan hati-hati dalam al-quran 27 buah √ 3 Kartu tahfiz 307 buah √ 4 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 1 09 buah √ 5 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 2 20 buah √ 6 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 3 18 buah √ 7 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 4 18 buah √ 8 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 5 √ 9 Buku metode praktis belajar membaca al-quran bagian 6 19 buah √ 10 17 buah √ Berikut laporan keuangan bagian Ibadah Asrama Putri selama kepengurusan periode 2012-2013: DATA KEUANGAN Keuangan yang di keluarkan bagian ibadah selama priode 2012-2013 berasal dari No Sumber dana Pemasukan Pengeluaran Keterangan Saldo 1 Iuran Mahasantri & Mudabbir 260000 Praktek Penyelenggaraan Janazah 65000 Konsumsi 125000 Beli Kain Kapan 70000 Infak Masjid Jumlah 260000 0 2 Iuran Mahasantri 600000 Buku Ta’lim 280000 Buat Buku Ta’lim 38000 Beli Kertas A4 1 Rim 50000 Photo Copy 20000 Transportasi Jumlah 388000 212000 3 Iuran Mahasantri & Mudabbir 1100000 Muhadhoroh Akbar 400000 Snak 100000 Air 250000 Spanduk 150000 Buah 50000 Buah 33000 Gorengan 30000 Transportasi Jumlah 1013000 87000 4 Iuran Mahasantri & Mudabbir 600000 Isra’ Mi’raj 210000 Snak 100000 Air 125000 Spanduk 150000 Buah 20000 Transportasi Jumlah 605000 -5000 Saldo Akhir 294000 Dari seluruh program kerja yang telah terlaksana , kami sadar banyak kendala yang kami hadapi dan belum terlaksana: KENDALA KHUSUS  Minimnya waktu yang dimiliki untuk melaksanakan semua program kegiatan.  Kurangnya kerjasama anatara semua pengurus. REKOMENDASI Secara umum targetan program kerja bisa terlaksana dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Berdasarkan perjalanan BIDANG PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013. Ada beberapa rekomendasi yang kami sampaikan kepada BIDANG PENGAJARAN yang akan datang, yakni :  Bangun komunikasi lebih baik  Perbaikan kinerja BIDANG PENGAJARAN dari berbagai sisi dalam menjalankan program kerja  Melaksanakan program kerja unggulan yang belum terlaksana  Perbaikan system kepengurusan dan up grading pengurus dilaksanakan di awal kepengurusan  Bangun komunikasi yang lebih baik dengan seluruh mahasantri dalam menjalankan roda organisasi.  Adanya kerjasama yang lebih efektif dari asatidz dalam menjalankan program-program ma’had al-jami’ah dan seluruh pengurus. PENUTUP Akhirnya kami menyadari di alam yang fana ini tiada gading yang tak retak. Saya atas nama seluruh pengurus BIDANG PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013 memohon maaf kepada semua pihak atas segala kekhilafan dan kekurangan. Terimaksih yang sebesar-besarnya Mudir Ma’had Al-Jami’ah Bapak Dr. Fahmi Bafadhal, MA yang telah mengarahkan kami selama ini. Terimaksih yang setulus-tulusnya kepada Bagian Tata Usaha ma’had Al-Jami’ah Udtadz Mansur Al-Maturidi, Lc., M.Hi yang terah rela menemani dan mengarahkan kami dalam menjalankan seluruh Program Kerja. Terima kasih kami haturkan kepada Musyrif Al-ustadz Jailani, S,Pd sebagai penasehat kami dalam menjalankan tugas. Teima kasih kami haturkan kepada Rois AL-Akh Ahmad Mustanirruddin sebagai pembimbing kami dalam menjalankan amanah selama ini. Terimakasih yang setus-tulusnya kepada sahabatku seluruh pengurus ASRAMA PUTRA MA’HAD AL-JAMI’AH PERIODE 2012-2013, yang telah rela mengorbankan seluruh tenaga, fikiran dan materil demi tercapainya apa yang telah dicita-citakan. Demikian Laporan Pertanggung Jawaban BIDANG PENGAJARAN MA’HAD AL-JAMI’AH “Menuju Insan Mardhotillah” PERIODE 2012-2013. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan kami. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Jambi, 2 Agustus 2013 Pengurus Asrama Putra Ma’had Al-Jami’ah IAIN STS Jambi Periode 2012-2013 suprapno

Rabu, 17 Juli 2013

NO JUDUL BUKU PENGARANG PENERBIT 1 Menenjemen Pembelajaran Kelas Strategi meningkatkan mutu pembelajaran Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Dra. Maisah, M.Pd.I Gaung Persada Jakarta, 2009 2 Guru Profesional Dan kompetensi Kurikulum Prof. Dr. H Syaifuddin Nurdin, M.Pd Ciputat Press, Quantum Teaching, Jakarta, 2005 3 Studi Ulumul Qur'an Telaah atas Mushaf Ustmani Drs. Taufiqurrahman, M,Ag Pustaka Setia, Bandung, 1992 4 Perbandingan Pendidikan Islam Ali-Al-Jumbulati, Abdul futuh At-Tuwaanisi Reneka Cipta, Jakarta, 1994 5 Strategi pembelajaran berorentasi KTSP Lif khoiru ahmadi, M.Pd- Sofan Amri, S.Pd, Drs. Hendro Ari Setyono-Tatik Elisah, s.Pd Prestasi Pustaka 6 Agama Islam untuk Pelajar Muhammad Syukron Maksum Mutiara Media, Yogyakarta 7 Media Pembelajaran Prof. Dr.Azhar arsyad, M.A Rajawali Pres, Jakarta, 1996 8 Paradigma penndidikan Konstruktivistik, Implementasi KTSP dan UU. No. Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd Gaung Persada Jakarta, 2009 9 Sejarah Peradaban Islam , Dirosah Islamiyah II Dr. Badri Yatim, M.A Rajawali Pres, Jakarta, 1993 10 Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Berbasis Drs. Tohirin, ms. M.Pd Rajawali Pres, Jakarta, 2006 11 Rahasia Mampercepat Rizki Dr. Badar Abdul Hamid Humaisah Abyan, Solo, 2011 12 Buku Pintar Shalat Lengkap Sesuai al-Qur'an dan Hadist Yusuf Ahmad Ar-rahman, Lc Alita Aksasra Media, jakarta, 2011 13 Dasar-Dasar penelitian Ilmiah Drs. M. Subana, M.Pd, Sudrajat, S.Pd Pustaka Setia, Bandung, 2005 14 Menejemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Dra. Maisah, M.Pd.I Gaung Persada Jakarta, 2009 15 Psikologi umum Rosleny Marliany, M.si Pustaka Setia, bandung, 2010 16 Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam Dr. Ahmad Tafsir Rosda 17 Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komperatif Udin Syaefudin Sa'ud, M.Ed.,Ph.D, Prof. Dr. Abidin Syamsuddin Makmun, M.A Rosda 18 Psikologi Kependidikan Perangkat sistem Pengajaran Modul Prof. Dr. H. Abin Syamsuddin Makmun, M.A Remmaja Rosdakarya, Bandung, 2009 19 Proses Brlajar Mengajar Prof. Dr. Oemar Malik Bumi Aksara, bandung, 2001 20 Pendidikan agama Islam Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H Rajawali Pres, Jakarta 21 Menejemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Dra. Maisah, M.Pd.I Gaung Persada Jakarta, 2009 22 Kumpilan firman Pilihan Dalam Al-qur'an Sebagai pencerah Keimanan Tavip hamdani, ST Terang Surabaya, 2009 23 Wanita Bertanya islam Menjawab membahas berbagai Persoalan Wanita dalam bentuk tanya Jawab Labib Mz Bintang Usaha Jaya Surabaya, 2003 24 Filsafat Pendidikan Islam Drs. Muhammad As said, M.Pd.I Mitra Pustaka, Jakarta, 2011 25 Menguak Tabir dan Konspirasi yahudi Dr. Muh. Ahmad Diyab Abdul Hafidz Pustaka Setia, Bandung,2005 26 Super Learning Praktik Belajar-Mengajar yang serba Efektif dan mencerdaskan agus Warseno dan ratih Kumorojati Diva Pres 27 Media Pembelajaran Prof. Dr. Azhar arsyad, M.A Rajawali Pres, Jakarta, 1997 28 Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar Sardiman, A.M Rajawali Pres, Jakarta, 29 Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd Rineka Cipta, Jakarta, 2010 30 Pendidikan agama Islam Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H Rajawali Pres, Jakarta, 31 Tadzkirah Pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI Berdasarkan Pendekatan Kontekstual Dr. Ahmad Zayadi, M.Pd, Abdul Majid, S.Ag, M.Pd Rajawali Pres, Jakarta, 2005 32 Belajar dan Pembelajaran Dr. C. Asri budiningsih Reneka Cipta, Jakarta, 2004 33 Proses Brlajar Mengajar Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed & Drs. Moedjiono Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010 34 Standarisasi Kinerja Guru Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Dra. Maisah, M.Pd.I Gaung Persada Jakarta 35 Media Intruksional Edukatif Drs. Ahmad Rohani, HM, M.Pd Rineka Cipta, Jakarta, 1997 36 Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Dra. Hj. Enung K Rukiati, Dra. Fenti Hikmawati Pustaka Setia bandung, 2006 37 EQ Orang Tua Vs EQ Anak Orang Tua Pintar Anak pun Pintar Tutu April A. Suseno locus, jogyakarta, 2009 38 Islam agama Kemanusiaan membangun Tradisi dan visi baru Islam Indonesia Nurcholish madjid Paramadina, jakarta, 2003 39 Bagaimana Menjadi Guru Kreatif D. Deni Koswara, halimah Pribumi Mekar, Bandung, 2008 40 Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum Prof. Dr.H. Rachmat Syafe'I, M.A Pustaka Setia bandung, 2000 41 Standarisasi Kinerja Guru Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd, Dra. Maisah, M.Pd.I Gaung Persada Jakarta, 2010 42 Ilmu Pendidikan Islam IPI Dra.Hj. Nur Uhbiyati Pustaka setia, Bandung,1997 43 Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKDK Drs. H. Fuad Ihsan Rineka Cipta, Jakarta 44 Filsafat Pendidikan Islam Drs. Muhammad As said, M.Pd.I Mitra Pustaka, Jakarta, 2011 45 Pengantar Pendidikan Dinn Wahyudin Dkk Universsitas Terbuka, Jakarta 2011 46 Pengantar Statistik pendidikan Prof. drs. Anas sudijono Rajawali Pres, jakarta 47 Pengembangan Profesi Guru Prof. Udin Syaefudin saud, Ph.D Alfebeta, Bandung, 2010 48 Panduan Praktis Fiqih wanita Robi' Abdurrouf Az-Zawawi Al-qowam, Solo, 2007 49 Pergolakan Politik umat Islam Dalam Kemunculan Hadis maudhu Dr. Muhamad Najib Pustaka Setia,Bandung, 2001 50 Kepemimpinan Pendidikan Akuntabilitas Pimpinan Pendidikan Dalam konteks otonomi Daerah Dr. Syafaruddin, M.Pd quantum Teaching, jakarta 51 Prinsip-Prinsip Evaluasi pengajaran Drs. M. Ngalim Purwanto, MP Remaja Rosda Karya, Bandung, 2009 52 Psikologi agama Prof. Dr. H. Ramayulis Kalam Mulia, Jakarta 2002 53 Bimbingan skripsi, tesis dan artikkel ilmiah Prof. dr. h. Mukhtar, M.Pd Gaung pres, jakarta, 2010 54 Pengukuran dalam Bidang Pendidikan Prof. dr. H. Djaali, Dr. Pudji Muljono Grasindo, jakarta, 2008 55 Rukshah (Keringanan-keringanan) dalam shalat Dr. ali abdul bashal Akbarmedia, jakarta, 2011 56 Psikologi Agama Drs. Bambang Syamsul arifin, M.si Pustaka setia,Bandung, 2008 57 Proses Brlajar Mengajar Prof. Dr. Oemar Malik Bumi Aksara, bandung, 2001 58 Media Pendidikan pengertian Pengembangan dan pemanfaatannya Dr. Arief s. sadiman, M.Sc, Drs.R. Rahardjo, Msc, Anung haryono, M.Sc, C.A.S, Rahardjito Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 59 Perkembangan Ilmu kalam Dari Klasik hingga modern Drs. Adeng Muchtar Ghazali, M.Ag Pustaka Setia, bandung, 2005 60 Narkoba Bahaya dan Upaya Pencegahannya Drs. Sunarno Bengawan Ilmu, Semarang, 2007 61 Studi Ulumul Qur'an Telaah atas Mushaf Ustmani Drs. Taufiqurrahman, M,Ag Pustaka setia bandung, 2003 62 Ilmu fiqih dan Ushul Fiqih Prof. Dr. H. Alaiddin Koto, M.A Rajawali Pres, jakarta 63 Pengantar Statistik pendidikan Prof. Drs. Anas sudijono Rajawali Pres, jakarta 64 Psikologi Perkembangan (Perkembangan peserta Didik) Dra. Enung Fatimah, M.M Pustaka Setia, bandung, 2010 65 Ulumul Hadist dr. H. Abdul Madjid Khon, M.ag Amzah, jakarta, 2008 66 Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Dra. Hj. Enung K Rukiati, Dra. Fenti Hikmawati Pustaka setia bandung, 2006 67 Sittu Duror Landasan Membangun jalan Selamat abdul Malik bin Ahmad Ramdhani Media Hidayah, jogyakarta, 2004 68 kitabur Rizqi Al-faqir ilallah, Muhammad Mahbub junaidi bin tahmid 69 Menentukan Nasib Sendiri Versus Imperialisme M.R.Siregar SHRWN, Medan, 2000 70 Lima Puluh Pemikir Studi Hubungan Internasional Martin Griffiths Rajagrafindo Persada, jakarta 2001 71 La Taskut Panduan Praktis Percakapan bahasa Arab Misban Khoiruddin Zuhri, M. Shobirin Suhail Pustaka Nuun, Semarang 2002 72 ilmu ushul Fiqih Syekh abdul Wahab Khallaf Rineka Cipta 73 Pendidikan Agama Islam Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H Rajawali Pres, jakarta 74 Dasar-Dasar Kependidikan Drs. Hamdani, M.A Pustaka setia Bandung, 2006 75 Administrasi dan Supervisi Pendidikan Drs. Herabudin, M.Pd Pustaka setia Bandung, 2006 76 strategi Layanan Bimbingan dan Konseling Dr. achmad Juntika Nurikhsan, M.Pd Fefika Aditama, Bandung 2007 77 Perkembangan Profesi guru Prof Udin Syaefudin Saud, Ph,D Alfabeta 78 Dasar-Dasar Kependidikan Drs. Hamdani, M.A Pustaka setia bandung, 2006 79 Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP Dr. Kasful anwar Us, M.Pd, hendra Harmi, S.Ag, M.Pd Alfabeta, Bandung 80 Perkembangan Pendidikan Agama Islam Nik Haryati, s.pd.I Alfabeta, Bandung 81 Hakikat Manusia Mengali Potensi Kesadaran Pendidikan Diri Dalam Psikologi Islam Dr. Mukhtar Solihin, M.Ag, Dr. Rosihon Anwar, M.Ag Pustaka setia, Bandung, 2005 82 Pengantar Statistik pendidikan Prof. Drs. Anas sudijono Rajawali Pres, jakarta 83 Media Pembelajaran Daryanto Satu Nusa, Bandung, 2011 84 Landasan kependidikan sitimulus ilmu pendidikan bercorak Indonesia Prof. Dr. Made Pidarta Rineka Cipta, Jakarta, 2009 85 Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum Prof. Dr. abuddin nata, M.A, prof. Dr. Suwito, M.A, Prof. Masykuri Abdillah, M.A, Prof. Dr. Armai Arief, M.A Rajawali Pres 86 Media Pendidikan pengertian Pengembangan dan pemanfaatannya Dr. Arief s. sadiman, M.Sc, Drs.R. Rahardjo, Msc, Anung haryono, M.Sc, C.A.S, Rahardjito Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 87 Metodologi Penelitian Kualitatif Prof. Dr. H. Alifuddin, MM, Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si Pustaka Setia Bandung 88 Media Pembelajaran Prof. Dr. Azhar arsyad, M.A Rajawali Pres Jakarta 89 Keagungan dan keindahan Syariat Islam Abu Abdillah Muhammad bin Abdul rahman al-Bukhari Pustaka setia, Bandung, 2005 90 Guru Profesional menguasai Metode dan Trampil Mengajar Prof. dr.H. Buchari alma ,M.Pd.dkk Alfabeta, Bandung 91 Ilmu Pendidikan Islam Prof.Dr. H. Rammayulis Kalam Mulia, Jakarta 2008 92 Buku Panduan Internalisasi pendidikan Karakter di Sekolah Jamal Ma'mur Asmani Diva Pres, Jogyakarta 2011 93 Pendidikan Karakter Agus Wibowo Pustaka Pelajar, jogyakarta 2012 94 Ilmu Pendidikan Islam Dra. Hj. Nur Uhbiyati Pustaka Setia, Bandung 1997 95 Psikologi agama Drs. Bambang Syamsul arifin, M.si Pustaka Setia, Bandung 2008 96 Akidah Akhlak Dr. Rosihon anwar, M.Ag Pustaka Setia, Bandung 2008 97 Menejemen Pendidikan Tinggi Drs. Sudiyono, M.Si Rineka Cipta, Yogyakarta 2004 98 Strategi Belajar mengajar Drs. Syaoful Bahri Djamarah, M.Ag, Drs. Aswan Zain Rineka Cipta, Jakarta 2010 99 Fiqih Ibadah Drs. H. Burha Nuddin, M.Ag Pustaka setia, Bandung 2001 100 Pengukuran dalam Bidang Pendidikan Prof. Dr. H.Djaali, Dr. Pudji muljono Grasindo, jakarta, 2008 101 Proses Brlajar Mengajar Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed & Drs. Moedjiono Remaja Rosdakarya, Bandung 2010 102 Dasar-Dasar Kependidikan Komponen MKDK Drs. H. Fuad Ihsan Rineka Cipta Jakarta 2010 103 Media Pendidikan pengertian Pengembangan dan pemanfaatannya Dr. Arief s. sadiman, M.Sc, Drs.R. Rahardjo, Msc, Anung haryono, M.Sc, C.A.S, Rahardjito Rajawali Pres, Jakarta 104 Perkembangan Peserta Didik Prof. Dr. H. Sunarto, Dra. Ny. B. Agung Hartono Rineka Cipta, Jakarta 2008 105 Filsafat Pendidikan Islam Drs. H. Hamdani Ikhsan, Drs. H. A. Fuad Ikhsan Pustaka Setia, Bandung 2007 106 Transformasi Pendidikan Islam Dr. H. Anshori LAL., MA Gaung Persada Press, Jakarta 2010 107 Awas Hadist palsu Muhammad Fuad Syakir Leutika, yogyakarta 2009 108 Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam Drs. Darwyn Syah, M.Pd Dkk Gaung Persada Press, Jakarta 2007 109 Filsafat Pendidikan Islam Drs. Kemas Badaruddin, M.ag Pustaka Pelajar, jogyakarta 2009 110 Teori Pendidikan Islam Muhammad Jawwad Ridla Tiara Wacana, Yogyakarta 2002 111 Ilmu Penndidikan Islam (IPI) Dra. Hj. Nur Uhbiyati Pustaka Setia, Bandung 1999 112 Dasar-dasar Ilmu Fiqih dan Usul fiqh Suyatno Ar-Ruzz Media Jakarta 2011 113 SBM Strategi Belajar Mengajar Drs. H. Abu Ahmadi-Drs. Joko Tri Prasetya Pustaka Setia bandung, 2005 114 Akidah Akhlak Dr. Rosihon Anwar, M.Ag Pustaka Setia, Bandung 2008 115 Proses Brlajar Mengajar Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed & Drs. Moedjiono Remaja Rosdakarya, Bandung 2010 116 Kapita Selekta Pendidikan Islam Drs. Hasbullah Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007 117 Pedoman Puasa Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy Pustaka Rizki Putri, Semaranng 2007 118 Pengembangan Profesi Guru Udin Syaefudin Sa'ud, M.Ed.,Ph.D, Alfabeta, Bandung 2008 119 Ilmu Pendidikan Islam Prof. H.M. Arifin, M.Ed Bumi Aksara, bandung, 2001 120 Membentuk Akhlak Mempersiapkan Generasi islami K.H. Abdullah Zakiy al-Kaaf Pustaka setia, Bandung2001 121 Menejemen Penjaminan Mutu Perguruan tinggi di Indonesia Dr. A. Hanief Saha Ghafur Bumi Aksara, bandung, 2008 122 Ilmu Pendidikan Islam Dr. Zakiah Daradjat, dkk Bumi Aksara, Jakarta 2011 123 Pengantar Statistik pendidikan Prof. drs. Anas sudijono Rajawali Press, jakarta 2009 124 Proses Belajar Mengajar Drs. J.J. Hasibuan, Dip.Ed & Drs. Moedjiono Remaja Rosdakarya, Bandung 2010 125 Ilmu pendidikan Islam Dr. Zakiah Daradjat, dkk Bumi Aksara, Jakarta 2009 126 Prinsip-Prinsip dasar Pendidikan Islam Prof. Dr. Muhammad Athiyyah al-Abrasyi Pustaka Setia bandung 2003 127 Ilmu Pendidikan Islam IPI Dra. Hj. Nur Uhbiyati Pustaka Setia Bandung 1997 128 Inovasi Pendidikan Udin Syaefudin Sa'ud, Ph.D Alfabeta 129 Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd Gaung Persada Press, Jakarta 2007 130 Filsafat Pendidikan Islam Drs. H. Hamdani Ikhsan, Drs. H. A. Fuad Ikhsan Pustaka Setia, Bandung 2007 131 Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum prof. Dr. H. Rachmat Syafe'I, M.A Pustaka Setia, Bandung2000 132 Kurikulum dan Pengajaran Prof. Dr. S. Nasution, M.A Bumi askara, Jakarta 2010 133 Al-Hadist, Aqidah, Akhlaq, Sosial dan Hukum prof. Dr. H. Rachmat Syafe'I, M.A Pustaka Setia, Bandung2000 134 Ilmu Pendidikan Islam Dr. Zakiah Daradjat, dkk Bumi Aksara, Jakarta 2011 135 Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Dr. Zakiah Daradjat, dkk Bumi Aksara, jakarta 2004 136 Berfikir Reflektif Qur'ani Prof. Dr. Lias Hasibuan, MA Sapa Project, Jakarta 2004 137 Statistika Matematis Lanjutan Drs. Nnar Herrhyanto, M.Pd Pustaka Setia, Bandung 2003 138 Pengantar Statistik Prof. Drs. H. Soegyarto Mangkuatmodjo Rineka Cipta, Jakarta 2003 139 Melejitkan Mutu Pendidikan Dr. Lias Hasibuan, MA Sapa Project, Jakarta 2004 140 Profesi Kependidikan Prof. Dr. H. Hamzah B.Uno, M.Pd Bumi aksara Jakarta 2011 141 Pendidikan Agama Islam Prof.Dr. H. Zainuddin Ali, MA Bumi aksara Jakarta 2011 142 Melejitkan Mutu Pendidikan Dr. Lias Hasibuan, MA Sapa Project, Jakarta 2004 143 Akidah Akhlak Dr. Rosihon anwar, M.Ag Pustaka Setia bandung 2008 144 Akidah Akhlak Dr. Rosihon anwar, M.Ag Pustaka Setia bandung 2008 145 Pengukuran dalam Bidang Pendidikan Prof. dr. H. Djaali, Dr. Pudji Muljono Grasindo, jakarta, 2008 146 Proses Belajar Mengajar Prof. Dr. Oemar Malik Bumi aksara Jakarta 2011

UPAYA GURU DALAM MENGIMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI MODEL KOTA JAMBI PENELITIAN MAHASISWA DAN DOSEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pada Mata Kuliah Praktek Penelitian dan Bimbingan Skripsi Dosen Pengampu : Dr. Kemas Imron Rosadi, M.Pd Oleh : Kelompok 1 (SATU) M.Agus Arisandi (TP. 100766) Mukminin (TP. 100769) Rizka Agnida (TP.100781) Sri Wahyuni A (TP. 100787) Suprapno (TP. 100792) Zaharudi MZ (TP.100799) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2013 MOTTO ¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #•Žô£ç„ ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç„ ÇÏÈ Artinya : karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(Q.S. Al-Insyirah: 5 - 6) PERSEMBAHAN Karya tulis ini kami persembahkan untuk dosen pembimbing kami Bpk Dr. Kemas Imron Rosadi, M.Pd, Yang telah memberikan waktu dan ilmunya dengann ikhlas dan sabar Sehingga kami dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan baik Terima kasih atas waktu , petunjuk dan bimbingan Yang selalu engkau berikan dengan tulus Semoga karya tulis ini dapat menjadi sebuah karya yang bermanfaat Dan menjadi bukti bahwa ketulusan ilmu yang telah engkau berikan kepada kami untuk teman seperjuangan terima kasih untuk inspirasi-inspirasi dalam pembuatan karya tulis ini meski banyak hal yang kita perdebatkan dalam pembuatannya Semoga apa yang telah kita tulis bersama dapat kita terapkan Dan memudahkan kita dalam proses pembuatan skripsi kelak Yakinlah bahwa pengorbanan dan kesungguhan kita akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah Amin ya Robbal ’Alamin.... Wahai Dzat Yang Maha Tahu Dan Maha Kasih, Hidup Dan Matiku Hanya Untukmu Dan Hamba Mohon Jadikanlah Ini Sebagai Amal Ibadahku, Amin Ya Allah.... KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, dan Hidayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Sholawat berangkaikan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang akan memberi syafa’at kepada umatnya pada hari kiamat kelak. Dalam penulisan skripsi ini penulis ingin mengetahui bagaimana Upaya Guru di MTS. N Model Kota Jambi Dalam Mengimplementasi Pelajran Fiqih Dalam KTSP. Karena KTSP digunakan disekolah manapun yang ada di Indonesia. Penulisan skripsi ini telah selesai juga berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: Ayahanda dan Ibunda serta segenap keluarga yang telah membantu dan memotivasi penulis selam studi. 1. Bapak DR. H. Hadri Hasan, MA, Selaku Rektor IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 2. Bapak Prof. Dr. H. Suhar AM, M. Ag, Bapak Prod. Dr. S. Sagap, M. Ag, Bapak Prof. Dr. A. Husain Ritonga, MA, Bapak Ar. M. Yusuf, M. Ed, Selaku Pembantu Rektor I,II,II, dan IV IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 3. Bapak Dr. H. Fauzi MO Bafadhal, MA, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 4. Bapak Drs. Nasrun AR, Bapak DRS. H. Saman Sulaiman, M. Ag dan Bapak Tabroni, M. Pd. I Selaku Pembantu Dekan I,II, dan III Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi 5. Bapak Drs. H. Kasful Anwar, M. Ag, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Beserta Jajarannya 6. Bapak Dr. Kmas Imron Rosadi, M. Pd Selaku Dosen Pembimbing Praktek Bimbingan Skripsi 7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah, khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam 8. Bapak kepala pustaka dan staf-stafnya 9. Bapak Drs. Imtazmona, selaku kepala MTS. N Model Kota Jambi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di madrasah yang bapak pimpin 10. Bapak dan ibu guru beserta petugas TU MTS. N Model Kota Jambi yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang penulis butuhkan dalam penyelesaian skripsi ini 11. Seluruh teman-teman penulis yang telah menjadi motivator demi selesainya penyusunan skripsi ini, semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT Kendatipun demikian, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis menharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.... Jambi, 16 Juli 2013 Kelompok I DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL MOTTO i PERSEMBAHAN ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 3 C. Batasan Masalah 3 D. Tujuan Penelitian 3 E. Kegunaan Penelitian 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep implementasi kurikulum 5 B. Pengertian kurikulum dan komponen kurikulum 1. Pengertian kurikulum 5 2. Kompetensi kurikulum 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan penelitian 10 B. Jenis dan Sumber Data 10 C. Data sekunder 10 D. sumber Data 11 E. setting dan subyek penelitian 12 F. Jadwal Penelitian 13 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum 15 B. Temuan Khusus dan Pembahasan 1. Perencanaan kurikulum 23 2. Pelaksanaan Program 24 3. Hasil yang dicapai dan kendala yang dihadapi 25 4. Upaya yang dilakukan 28 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 32 B. Saran-saran 33 C. Kata Penutup 33 DAFTAR PUSTAKA 35 LAMPIRAN-LAMPIRAN 36 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan bagi bangsa Indonesia dalam era pembangunan ini sangat penting, karena melalui pendidikan dapat ditentukan keberhasilan dari semua pelaksanaan pembangunan yang dicita-citakan baik berupa pembangunan fisik maupun mental spiritual. Pendidikan juga merupakan syarat mutlak untuk menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera, sesuai dengan pendidikan nasional yang tercantum dalam undang-undang republik indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan tujuan pendidikan nasional ialah “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berimandan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, sikap, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab. Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menuntut semua bidang kehidupan unutuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strateginya agar sesuai dengan keperluan dan tidak ketinggalan zaman. Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro, meso, maupun mikro, demikian halnya dengan sisitem pendidikan, sistem pendidikan nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan keperluan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal, nasional, maupun global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum, karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik pengelola, maupun penyelenggara khususnya guru dan kepala sekolah, oleh karena itu, semenjak Indonesia memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak bangsanya, maka semenjak itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, dan diberlakukan bagi seluruh anak bangsa diseluruh tanah air Berdasarkan hal tersebut diatas bahwasanya kurikulum adalahmerupakan salah satu indikator penting bagi pembaharuan pendidikan islam maka masalah lain yang muncul dari aspek kurikulum dalam arti proses belajar dan pengalaman belajar memiliki kaitan erat dengan perilaku guru dalam konteks belajar mengajar, kurikulum dalam arti produk hanya seperti blueprint bagi suatu program pendidikan. Bagaimanapun bagusnya blueprint yang telah dirancang harus didukung tenaga pengajar yang kompeten dalam bidangnya. Akhirnya blueprint tersebut akan tidak bermakna tanpa adanya pelaksanaan yang kompeten dalam bidangnya. Harus dipahami bahwa program suatu kurikulum masih memerlukan intervensi dan kreatifitas guru yang akan mengoperasionalkannya didalam proses belajar mengajar. Adanya kurikulum yang dibuat secara sisitematik ini maka setiap satuan pendidikandiharuskan untuk mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk teknis dan peunjuk pelaksanaan yang disusun oleh pemerintah pusat yang menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini setiap sekolah hanya menjabarkan kurikulum tersebut di sekolah masing-masing dan biasanya yang berkepentingan adalah guru,tugas guru dalam kurikulum yang sentralistik ini adalah menjalakan kurikulum yang dibuat oleh pusat kurikulum kedalam suatu pelajaran sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. KTSP menjadi perbincangan hangat sepanjang tahun 2006, yaitu sejak dikeluarkannya peraturan mentri pendidikan nasional No 22,23, dan 24 tahun 2006 tanggal 23 mei 2006. Dimana berdasarkan peraturan tersebut, KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki tanggung jawab yang memadai. Apapun kenyataannya, penerapan KTSP tetap memiliki kendala, diantaranya kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP. Ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap dan representatif merupakan salah satu syarat yang paling urgen bagi pelaksanaan KTSP. Sementara kondisi dilapangan menunjukkan masih banyak satuan pendidikan yang minim alat peraga, laboratorium serta fasilitas penunjang yang menjadi syarat utama pemberlakuan KTSP. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan bahwa di MTs.N Model Kota Jambi belum maksimal menggunakan KTSP. Karena perlulah peningkatan guru, sarana dan prasarana dan rencana yang telah disepakati dalam penggunaan KTSP agar lebih maksimal dalam penggunaan KTSP. Meskipun guru yang ada dalam sekolah MTs.N model jambi sudah lulusan S1 sarjana pendidikan, namun mereka belum bisa menggunakan kurikulum dengan baik karena mereka bukan pakar dari kurikulum tersebut. Walaupun guru mempunyai potensi dalam keahlian tertentu, namun tidak semua guru yang memilikinya oleh karena itu rencana dalam KTSP tidak bisa dilaksanakan secara sempurna, karena sebagian gelintir saja yang mempunyai keahlian khusus dalamsuatu pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru hanya menggunakan pengajaran yang ia ketahui dalam pembelajran yang ia kusai sehingga sang anak didik tidak faham apa yang di sampaikan oleh peserta didik. Dengan sebab monoton dalam penggunaan metode pembelajaran sehingga banya siswa yang tidak faham, sehingga kurikulum kurang maksimal dalam penggunaanya. Berdasarkan dari permasalahan diatas maka penulis akan mencoba melakuakan penelitian dengan mengangkat permasalahan yang diatas tadi dengan tema“Upaya Guru Dalam Mengimimplementasi KTSP Dalam pembelajaran fikih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi “. B. Fokus Masalah Karena luasnya penelitian ini, maka peneliti ini hanya fokus pada siswa kelas VII B “Upaya Guru Dalam Mengimimplementasi KTSP dalam pembelajaran fikih di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi “. C. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? 2. Bagaimana pelaksanaan implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? 3. Apa kendala dan upaya yang ditemui guru dalam mengimplementasikan KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? D. Batasan Masalah Agar tidak terjadi simpang siur dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan masalah dalam penelitian ini, yakni peneliti ingin mengetahui kurikulum apa yang di pakai dalam sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi, dan ingin mengetahui kendala atau kekurangan yang terjadi dalam penggunaan kurikulum di sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi. Dan peneliti lebih memfokuskan ke Kurikulum di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kota Jambi. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. Tujuan penelitian - Ingin mengetahui bagaimana implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi. - Ingin mengetahui apa kendala dan upaya yang ditemui guru dalam mengimplementasikan KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi. - Ingin mengetahui bagaimana hasil dari upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala pada saat mengimplementasikan KTSP di sekolah MTS N Model Jambi. Kegunaan Penelitian - Penelitian ini diharapkan dapat di gunakan bagi guru dan siswa untuk bahan informasi dan dasar penilaian dalam mendidik anak. - Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengampu mata kuliah Praktek Penelitian Bimbingan Skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.TINJAUAN PUSTAKA 1.konsep implementasi kurikulum a.pengertian kurikulum dan komponen Kurikulum 1)Pengertian Kurikulum istilah “kurikulum” digunakan perrtama kali dalam dunia olah raga pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata curir atau curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari.orang mengistilahkan dengan tempat perpacu atau tempat perlari dari mulai star sampai finish. Dalam bahasa arab istilah “kurikulum” diartikan dengan manhaj, yakni jalan yang terang, atau jalan yang dilalui oleh manusia pada bidang kehidupan. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang dilalui oleh pendiidk/guru dengan peserta didk untuk mengembangkan pembelajaran. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kurikulum adalah (1) perangkta mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. (2) perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Adapun definisi kurikulum menurut UUSPN No 20 Tahun 2013 bab 1 pasal 1, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mncapai tujuan pendidikan tertentu. Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai akar untuk mencapai tujuan pendiidkan. Kurikulum pada dasarnya memiliki komponen-komponen penunjang yang saling yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendiidkan tertentu. kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya baru yang mana harus memiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluative kurikulum diperlukan. Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana pengajaran yang digunakan guru sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar disekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sabagi salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kuikulum memiliki tiga peran, yaitu : peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluative. a) peranan konservatif, salah satu tugas dan tanggung jawab sebagai suatu lembaga pendidikan adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu memahami dan menyadari nirma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika mereka kembali kemasyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya. b)Peranan kreatif, dalam peranan kreatifnya kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan social masyarakat yang snantiasa bergerak. c)peranan kristis dan evaluative, tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, karena terkadang nilai budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman, oleh karena itu kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan. 2)Kompetensi Kurikulum Salah satu fungsi kurikulum adalah sebagai akar untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum pada dasarnya memiliki komponenpenunjang yang saling berkaitan satu sama lain dalam menyampai tujuan. Lima komponen kurikulum antara lain : a) Komponen tujuan Tujuan merupakan hal yang akan dicapai oleh sekolah secara keseluruhan yangm mencakup tiga dimensi kognitif, afektif dan psikomotorik. Adapun tujuan pendiidkan nasional Indonesia tercantum dalam UURI NO 20 tahun 2003 pasal 3, tujuan pendidikan adalah “Pendiidkan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Tujuan pendidikan diatas pada dasarnya untuk membentuk pesertadidik menjadi manusa yang memiliki ilmu pengetahuan, beriman dan bertakwa, serta menjadi manusia yang bertanggung jawab dan menebarkan kebaikan. Hal ini mempunyai kesamaan fisik dengan tujuanpendiidkan islam sabagimana yang difirmankan Allah dalam surah al-qoshos ayat 77 yang artinya: “. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” b) Komponen isi Kurikulum Fuaddin mengemukakan beberapa criteria yang digunakan untuk menyusun materi kurikulum, antara lain : 1. Contitunitas (kesinambungan) 2. Sequences (urutan) 3. Integration (keterpaduan) 4. Flexibility (kelenturan) c) Komponen media atau sarana pasarana Media merupakan perantara untuk menjelaskan isi kurikulum apa yang lebih mudah dipahami oleh peserta didik, diharapkan dapatmempermudah proses belajar. Oleh karena itu pemanfaatan dan pemakaian media dalam pembelajaran secara tepat terhadap poko bahasan yang disajikan kepada peserta didik untuk menanggapi, memahami isi materi yang guru sampaikan dalm kegiatan belajar mengajar. Ketepatan pemilihan media yang digunakan oleh guru akan membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. d) Komponen strategi strategi ialah melakukan pendekatan metode dan peralatan mengajar yang diusahakan oleh guru dalam proses belajar-mengajar. Dengan adanya strategi pembelajaran diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran dan materi yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti oleh siswa. e) Komponen proses belajar mengajat Yang dimaksud dengan komponen proses belajar mengajar adalah materi yang diajarkan oleh guru dan dipelajari oleh sisiwa. Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran karena diharapkan melalui proses belajar mengajar dapat terciptanya proses transfer pengetahuan sesuai dengan tujuan yang telah dibuat. Oleh karena utu dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. b. fungsi kurikulum Alexander inglis dalam wina sanjaya, mengemukakan enam fungsi kurikulum bagi siswa : 1) Fungsi oenyesuaian (the adjustive or adptive function) bahwa kurikulum harus membuat siswa agar mampu menyesuaikan diri dalm kehidupan social masyarakat 2) Fungsi integrasi (the integrating function) Bahwa kurikulum haru dapat mengembangkan pribadi siswa secra utuh 3) Fungsi difernsiasi (the differentiating function) bahwa kurikulum harus dapat melayani setiap siswa dengan segala keunikannya 4) Fungsi persiapan (the preparation function) bahwa kurikulum harus dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak baik untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi maupun untuk kehidupan masyarakat. 5) Fungsi pemilihan (the selektif function) fungsi kurikulum yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan bakat dan minatnya. 6) Fungsi diagnostic (the diagnostic function) fungsi untuk mengenal berbagai kelemahan dan kekuatan siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang pendidikan dengan mengkaji tentang upaya guru dalam mengimplementasi kurikulum ktsp dimadrasah tsanawiyah negeri Model Kota Jambi B. Sumber Data 1. Jenis Data a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah data tentang upaya guru dalam menerapkan kurikulum ktsp di MTsN Model Kota Jambi, khususnya mengenai : 1.) Bagaimana perencanaan implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? 2.) Bagaimana pelaksanaan implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? 3.) Apa kendala dan upaya yang ditemui guru dalam mengimplementasikan KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oeh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, koran, keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran umum MTsN Model Kota Jambi, seperti : 1. Historis dan geografis 2. Struktur dan organisasi 3. Keadaan majelis guru dan peserta didik 4. Keadaan sarana dan prasarana 3. Sumber data Sumber data adalah dimana data diperoleh. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini orang yang meliputi : a. Guru b. Murid c. Arsip C. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Lokasi penelitian in di MTsN Model Kota Jambi, dengan alasan kegiatan ekstakulikuler sarana dan prasarananya yang masih dihadapkan ada permasalahan upaya guru dalam membina anak mengikuti kegiatan ekstra kulikuler di MTsN Model Kota Jambi dan permasalahan ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. 2. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti adalah guru atau pelatih, serta murid yang diambil dengan menggunakan cara purposive sampling yaitu” ... teknik yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.” D. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi 2. Wawancara 3. Dokumentasi E. Teknik Anailisis Data Setelah pengumpulan data, maka data yang diperoleh terlebih dahulu diseleksi menurut kelompok variabel-variabel tertentu dan dianalisis melalui segi kualitatif dengan teknik : 1. Analisis Domain Analisis domain pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang diteliti atau objek penelitian. Data diperoleh dari grand tour dan minitour question. Analisis domain ini digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan penelitian secara garis besarnya yaitu mengenai masalah upaya guru dalam menngimplementasi kurikulum ktsp di MTsN Model Kota Jambi. 2. Analisis Taksonomi Setelah peneliti melakukan analisis domain, sehinggga ditemukan domain-domain atau kategori dari situasi sosial tertentu, maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data di lapangan. Pengumpulan data dilakukan secara terus menerus melalui pengamatan, wawancara mendalam, dan dokumentasi sehingga data yang terkumpulkan menjadi banyak. Analisis taksonomi ini digunakan dalam menganalisis data tentang upaya guru dalam mengimplementasi kurikulum ktsp di MTsN Model Kota Jambi. 3. Analisis komponensial Pada analisis komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Analisis komponensial ini digunakan untuk menjawab permasalahan-permasalahan upaya guru dalam mengimplementasi kurikulum ktsp di MTsN Model Kota Jambi. F. Triangulasi Data Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Ada empat macam triangulasi yaitu dengan menggunakan kejujuran peneliti, metode, teori, dan sumber data. G. Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan Ke, Tahun 2013 April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan penelitian X 2 Menyusun atau menulis konsep proposal x 3 Mengajukan judul keFakultas untuk persetujuan judul x 4 Konsultasi dengan dosen pembimbing x x 5 Seminar proposal x 6 Pengesahan judul x 7 Izin atau perintah riset x 8 Pelaksanaan riset x 9 Penulisan konsep skripsi x x x 10 Konsultasi kepada dosen pembimbing x X 11 Penggandaan skripsi x x 12 Munaqasah dan perbaikan x x x 13 Penggandaan skripsi dan penyampaian skripsi kepada tim Penguji dan Fakultas x x BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. TEMUAN UMUM 1. Sejarah dan Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Model Kota Jambi Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN ) Model Jambi merupakan salah satu lembaga` pendidikan setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama ( SMP). Keberadaan MTsN Model Jambi di Kota Jambi adalah sebagai salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama untuk memacu Madrasah Tsanawiyah khususnya di Kota Jambi agar kelak dapat sama-sama maju dan berprestasi seimbang dengan SMP dalam Kota Jambi, bila perlu dapat mengunggulinya. Dan disatu sisi, salah satu modal MTsN Model adalah sekolah umum yang berciri khas Islam, disinilah letak kelebihan dan keunggulan dari sekolah-sekolah lain. Sehubungan dengan hal tersebut dalam perkembangannya keberadaan MTsN Model Jambi yang secara resmi dikukuhkan menjadi MTsN Model Jambi oleh Dirjen Binbaga Islam Departemen Agama RI pada tanggal, 14 Maret 1998, secara bertahap senantiasa dilakukan pembenahan dan perbaikan, baik pada aspek tertib administrasi Kepala Madrasah dan guru, tertib administrasi keuangan, tertib administrasi perlengkapan, tertib administrasi kepegawaian/ketenagaan, administrasi proses belajar mengajar, praktikum dan lain sebagainya. Selama kurun waktu lima tahun terakhir perkembangannya menunjukkan adanya peningkatan yang cukup berarti, baik pada jumlah siswa yang mendaftar maupun perolehan NEM setiap tahun. Akan tetapi bila dianalisa lebih mendalam perbandingan antara beban kerja MTsN dengan jumlah tenaga yang tersedia satu sisi dirasa telah mencukupi tenaga guru mata pelajar agama ( PAI ), akan tetapi pada sisi lain terjadi kekurangan khususnya pada mata pelajaran tertentu. Dalam kondisi seperti itu upaya untuk mewujudkan madrasah yang berprestasi secara simultan tetap diupayakan peningkatannya. Visi Madrasah Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN ) Model Jambi merupakan salah satu lembaga pendidikan setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Keberadaan MTsN Model Jambi di Kota Jambi adalah sebagai salah satu upaya pemerintah dalam hal ini Departemen Agama untuk memacu Madrasah Tsanawiyah khususnya di Kota Jambi agar kelak dapat sama-sama maju dan berprestasi seimbang dengan SMP dalam Kota Jambi, bilamana perlu dapat mengunggulinya. MTsN Model Jambi mempunyai Visi sebagai berikut: “MTs Sebagai Lembaga Pendidikan Umum Bercirikhas Islam, Mampu Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Berwawasan dan Mampu Bersaing di Tingkat Lanjut“ Misi Madrasah  Menyukseskan wajib belajar sembilan tahun;  Mewujudkan pembinaan pendidikan secara terbuka dan bermutu;  Mewujudkan Madrasah sebagai basis peningkatan mutu yang didukung partisipasi masyarakat;  Meningkatkan pembinaan siswa-siswi berbudi pekerti yang baik;  Meningkatkan minat baca siswa dan siswi;  Menjadikan siswa-siswi bebas buta baca tulis Al-Qur’an. TUJUAN 1. Memberikan pelayanan yang maksimal pada siswa-siswi, wali murid dan masyarakat. 2. Meningkatkan mutu pendidikan. 3. Membentuk siswa-siswi yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. 4. Menjadikan madrasah pusat kegiatan handal dan bermutu. 5. Penampilan madrasah yang indah. Sebagai umpan balik dari itu semua MTsN Model Kota perlu menunjukkan prestasi-prestasi kredibilitas dengan peningkatan perencanaan kinerja, sasaran program, maupun sumber daya organisasi MTsN Model Kota Jambi yang lebih tinggi yang akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Departemen Agama. A. Struktur Organisasi Struktur adalah suatu susunan personil yang tergabung dalam suatu organisasi. Melalui struktur organisasi inilah maka dapat dilihat tugas, wewenagn, dan bidang kerja yang ada dalam organisasi tersebut. B. Keadaan Guru dan Murid. 1. KEPALA MADRASAH N a m a : Drs. Imtazmona N I P. : 195909231986031003 Tempat/Tgl.Lahir : Yogyakarta, 23-09-1959 Pangkat/Golongan : Pembina ( IV/a ) Pendidikan Terakhir : S.I . IAIN, Fak.Tarbiyah Masa Kerja : 26 Tahun 10 Bulan 2. KEADAAN TENAGA PENGAJAR / GURU Jumlah Guru Tetap yang mengajar pada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model Jambi sampai tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak ....... Orang. Untuk mendapatkan gambaran sesungguhnya terhadap jumlah guru sesuai dengan kualifikasinya sebagai berikut NO JURUSAN Pendidikan Guru Status Honorer SLTA DI/3 S1/S2 Jlh NIP.15 NIP.13 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. P A I Matematika PPKN I P A I P S B. Indonesia B. Inggris B. Arab Penjaskes Kertakes M u l ok B K TIK - - - - - - - - - - - - 1 - 1 1 - - - - - - - - - 2 8 5 1 5 5 6 5 3 2 2 2 5 - 8 6 - 5 5 6 5 3 2 2 2 5 3 6 3 - 4 5 6 4 3 2 2 - 5 - 3 - 1 - - - - - - - - 2 - 2 - - - 1 - - - 2 - 3 J u m l ah 1 2 49 52 42 4 10 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kualifikasi pendidikan guru pada MTsN Model Jambi sebagai berikut : • Guru yang perpendidikan S1 sebanyak 47 orang (94%) dan Pendidikan D1/D3 sebanyak 2 orang (3%). Dan Pendidikan S2 sebanyak 2 orang (3%). • Guru Kementerian Agama (Kemenag) sebanyak 42 Orang (73,1%) dan Dinas Pendidikan sebanyak 4 Orang (7,7%) dan guru honorer (GTT) sebanyak 10 orang (19,2%). 3. DATA SISWA MTsN MODEL JAMBI No Kls Jlh Siswa 2003/2004 Jlh. Siswa 2004/2005 Ket. Robel Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh 1. I 6 114 146 260 6 134 119 253 2. II 7 125 141 266 6 97 140 237 3. III 5 80 97 177 6 117 141 258 18 319 384 703 18 348 400 748 No Kls Jlh Siswa 2006/2007 Jlh. Siswa 2007/2008 Ket. Robel Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh 1. VII 6 110 116 226 6 116 139 255 2. VIII 6 133 128 261 6 119 125 244 3. IX 6 127 123 250 6 133 122 255 18 370 367 737 18 368 386 754 No Kls Jlh Siswa 2008/2009 Jlh. Siswa 2009/2010 Ket. Robel Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh 1. VII 7 115 110 225 6 94 116 210 2. VIII 6 110 136 249 7 113 112 225 3. IX 6 108 124 231 6 110 128 638 Nnnnn 19 333 372 705 19 317 356 673 No Kls Jlh Siswa 2010/2011 Jlh. Siswa 2011/2012 Ket. Robel Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh 1. VII 7 135 148 283 7 116 165 281 2. VIII 6 96 116 212 7 120 150 270 3. IX 6 102 132 234 5 80 115 195 19 333 396 729 19 316 429 746 No Kls Jlh Siswa 2012/2013 Jlh. Siswa 2013/2014 Ket. Robel Lk Pr Jlh Robel Lk Pr Jlh 1. VII 6 112 149 261 2. VIII 7 116 147 265 3. IX 7 118 151 269 20 346 447 795 4. K U R I K U L U M a. Terhitung pada tahun pelajaran 2007/2008 dan 2008/2009 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model Jambi menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). b. Mulai tahun pelajaran 2009/2010 s.d. sekarang tahun pelajaran 2012/2013 Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Model Jambi sepenuhnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) MTsN Model Jambi 5. KEADAAN RUANG BELAJAR ( SARANA BELAJAR SISWA ) No Gedung Lantai Th.. Anggaran Sumber Dana KONDISI Luas Dlm M2 K e t B S R 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.21. 22. 23 Lab. Bahasa Perpustakaan R.Komputer R. Kantor R. Belajar Labor IPA R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar R. Belajar Mushalla Rumah Penjaga W C Pos Satpam R. Belajar Lap. Upacara Musholla WC Guru 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1 Lantai 1997/1998 1997/1998 1994/1995 1993/1994 1993/1994 1994/1995 1990/1991 1993/1994 1996/1997 1991/1992 1998/1999 1990/1991 1991/1992 2003/2004 2005/2006 1994/1995 1996/1997 2001/2002 2001/2002 2009/2010 2009/2010 2010/2011 2011/2012 APBN APBN APBN APBN APBN APBN APBN APBN APBN BP.3 APBN BP.3 BP.3 BP.3 APBN BP.3 BP.3 BP.3 BP.3 APBN Swadaya Swadaya Swadaya X X - - - - - - - X - - - X X - - - X X X X - - X X X X X X - - X - - - - X - - - - - - - - - - - - - - X - X X X - - - X X - - - - 100 100 120 56 210 102 80 105 201 65 194 168 112 112 128 100 70 12 12 128 ± 900 200 80 Memperhatikan data sarana belajar siswa pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar sarana belajar siswa dalam kondisi sedang, artinya sudah ada yang perlu mendapatkan perhatian perbaikan dan sarana lainnya dalam kondisi cukup parah seperti 4 ruang belajar, rumah penjaga sekolah, dan WC siswa yang belum memadai. Disamping itu yang sangat penting adalah kelengkapan atau peralatan belum memadai seperti peralatan dan kelengkapan di ruang La. Komputer, Lab. Bahasa, Labor IPA, dan Perpustakaan. Serta perlunya penambahan atau peningkatan gedung belajar mengingat makin besarnya minat orang tua memasukan anaknya ke MTsN Model Kota Jambi. Kemudian untuk diketahui bahwa sejak tahun anggaran 1997/1998 MTsN Model Jambi hingga Tahun 2009/2010 belum ada perbaikan yang mendasar dan menyeluruh sarana belajar melalui APBN. Dan baru tahun 2010 keatas dilakukan perbaikan dan rehab melalui dana DIPA. 6. BUKU PELAJARAN , PERALATAN DAN MEDIA PENDIDIKAN. Adapun Buku pegangan Guru, Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Jambi telah menggunakan Buku pegangan Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Siswa Kelas VII, VIII, IX, kemudian pada tahun pelajaran 2004 – 2005 MTsN Model Jambi telah mengadakan Kontrak kerjasama pengadaan Komputer dengan Perusahaan yang disetujui oleh Komite Sekolah untuk proses belajar mengajar siswa MTsN Model Jambi pada bidang study Tekhnologi Informasi dan Kumunikasi sebanyak 22 Unit Komputer, sampai saat ini sebagian besar sudah mengalami kerusakan, kemudian mendapat bantuan dari Kanwil Depag Prov. Jambi sebanyak 16 Unit pada tahun 2008. Pada tahun 2010 Kanwil Kemenag Provinsi Jambi memberi bantuan 2 Unit Lap Top. Dan melalui anggaran DIPA pembelian 2010 10 Unit Komputer. 7. SUMBER DANA Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN ) Model Jambi disamping menggunakan sumber dana yang telah di tetapkan melalui DIPA juga dibantu oleh dana yang bersumber dari BOS khusus untuk siswa. Demikianlah, gambaran sekilas Madrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN ) Model Jambi kami sajikan dengan penuh harapan kiranya mendapat perhatian dari pihak – pihak yang berkompeten berupan bantuan dan masukan yang sifatnya membangun. B.Temuan khusus dan pembahasan 1. Bagaimana Perencanaan kurikulum di MTs. N Model Kota Jambi ? Kurikulum sangatlah penting dalam suatu pendidikan, oleh karena itu kurikulum adalah suatu sarana intervensi pendidikan yang terencana, dirancang secara eksplisit untuk meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan kompetensi dari mereka yang terlibat, berdasarkan tujuan, materi, metode dan prosedur evaluasi yang sesuai untuk menentukan hasil pendidikan Kemudian Kebanyakan orang menganggap bahwa dengan sering bergantinya kurikulum akan semakin baik pendidikan di Indonesia, namun pada kenyataannya tidak. Seperti yang ada di MTS. N Model Jambi yang kami temui bahwa pembelajaran fiqih kurang maksimal. Hasil observasi menunjukkan bahwa di MTS. N Model jambi,di temukan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh waka kurikulum untuk memajukan sekolahnya ada beberapa yang dilakukan di sekolah tersebut. Langkah-langkah kurikulum ada beberapa hal yang sudah direncanakan, ini dapat dilihat dari, hasil wawancara dengan waka kurikulum sebagai berikut “perencanaan yang dilakukan di sekolah tersebut melalui materi pembelajaran dengan sistem KTSP, seperti pembuatan rpp sebelum proses pembelajaran berlangsung dan pembuatan silabus oleh setiap guru mata pelajaran sehingga apayang akan diajarkan sesuai dengan silabus dan rpp yang telah dibuat. adapun mata pelajaran yang ada di MTs. N Model Kota Jambi sebagai berikut; Materi agama meliputi :1. Al-Qur’an Hadist, 2. Akidah Akhlak, 3. Fiqih, 4. Ski. Materi bahasa meliputi :1. Bahasa Indonesia, 2. Bahasa inggris, Bahasa Arab. Mareti sosial meliputi :1. Ilmu pengetahuan sosial, 2. Ppkn, 3. Materi Eksak meliputi :1. Matematika, 2. Ilmu pengetahuan alam (ipa) meliputi biologi dan fisika kimia, 3. Olah raga, 4. Seni Budaya, 5.TIK” Materi Mulog meliputi ; NO KELAS V11 KELAS V111 KELAS X1 1 Baca Al-Qur’an Bahasa Arab Tahlil 2 Tajwid Tata bahasa arab 3 Tahfiz 2. Bagaimana pelaksanaan implementasi KTSP yang diterapkan di sekolah MTS N Model Jambi? Dalam pelaksanaan dalam implementasi KTSP di MTS. N Model Jambi bahwa pelaksanaannya kurang sesuai dengan yang direncanakan oleh waka kurikulum yang mana dalam pelaksanaannya guru belum sesuai dengan yang diharapkan oleh waka kurikulum. Masih ada beberapa guru yang masih belum rutin membuat rpp, terkadang rpp itu dibuat secara borongan tidak perhari, mungkin karena kesibukan lain dan itu yang menjadi hambatan dalam penerapan kurikulum di mts model ini Pendapat tersebut di atas kemudian diperkuat dengan ungkapan salah seorang guru di Madrasah Tsanawiyah model kota jambi sebagaimana hasil wawancara penulis dengan beliau sebagai berikut : Bahwa penerapan kurikulum ktsp di madrasah tsanawiyah kota jambi telah berlangsung baik tetapi masih jauh dari kesempurnaan, seperti terkadang guru tidak setiap memberi materi pembelajaranya membuat RPP terkadang terkendala oleh waktu pembuatan rpp yang mepet dan sebagainya, selain itu didalam ktsp dituntut agar siswa yang aktif belajar tetapi terkadang guru lebih banyak member penjelasan disbanding siswa Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, bentuk pelaksanaan yang dilakukan guru dalam mata pelajaran fiqih kurang maksimal.Hasil wawancara dengan waka kurikulum sebagai berikut; “Dari hasil dilapangan, bahwa pelaksaan kurikulum di MTs.N Model Kota Jambi belum maksimal dalam penggunaan kurikulm yang dilakukan oleh guru di sekolah tersebut. setelah kami adakan penelitian dengan waka kurikulum di MTs. N Model Jambi ternyata di sekolah tersebut benar menggunakan kurikulum KTSP, tapi masih ada guru yang tidak setiap memberikan materi pembelajaran dengan rpp dan siswa juga masih terlihat pasif dibandingkan guru yang banyak menerangkan didepan kelas 3. Kendala yang terjadi di sekolah MTs.N Model Jambi Dalam suatu proses pelaksanaan pasti berawal dari kesalahan dalam menuju kebaikan dan kesempurnaan, oleh karena itu dalam pelaksanaan yang direncanakan oleh waka kurikulum di MTS.N Model Jambi, banyak sekali kendala yang di alami oleh para majelis guru dalam mengimplementasikan KTSP di sekolah tersebut, hasil observasi dan wawancara dengan waka kurikulum sebagai berikut; 1. Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang masih minim untuk sosialisasi penerapan kurikulum ktsp membuat terhambatnya implementasi kurikurikulum ktsp dalam proses pembelajaran. Selain itu media pembelajaran yang ada masih sangat minim sehingga tuntutan yang ada dalam kurikulum ktsp untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran terhambat. Seperti dalam pembelajaran akidah akhlak misalnya pada materi pembelajaran “akhlak terpuji dan tercela” seharusnya setelah penjelasan dari guru mengenai materi tersebut anak-anak disuruh untuk mempraktekkan dalam bentuk drama bagaimana akhlak terpuji dan tercela sehingga anak didik dapat berperan aktif dalam pembelajaran, akan tetapi karena sarana – prasarana serta media dan wktu pembelajaran yang kurang sehingga peserta didik hanya dapat mendengarkan penjelasan guru di kelas. Hal diatas di perkuat oleh pendapat dari salah seorang guru yang mengajar di madrasah tsanawiyah model Kota Jambi “Dikarenakan sarana dan prasaran yang belum memadai dalam pembelajaran, seperti penggunaan pembelajaran dengan media. Dan belum adanya sosialisasi secara langsung bagaimana metode pelaksanaan KTSP dari pusat sehingga guru ada yang berhasil dalam pelaksanaan kurikulum KTSP dan ada juga yang belum”. Untuk memperkuat pendapat tersebut di atas, penulis kemudian melakukan observasi di lapangan penelitian, yakni pada saat kegiatan belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah Model Kota Jambi. Dan pada saat guru bidang studi sedang menjelaskan tentang iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, ternyata terdapat beberapa siswa yang mengobrol.. Dari keterangan tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana di madrasah tsanawiyah model Kota jambi menghambat proses pembelajaran dan penerapan kurikulum ktsp dalam pembelajaran . Keterbatasan tersebut berdampak pada kondisi siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Disamping itu juga, dengan terbatasnya sarana buku diktat membuat guru bidang studi harus pro aktif dalam pembelajaran dibanding siswa. 2. Latar belakang pendidikan siswa yang beraneka ragam Disamping persoalan sebagaimana telah dijelaskan di atas, latar belakang pendidikan siswa menjadi persoalan tersendiri dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif. Adapun siswa kelas VIII yang belajar di Madrasah Tsanawiyah model Kota Jambi pada umumnya berasal dari Sekolah Dasar dan sedikit sekali yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah. Adapun kendala yang muncul dalam hal ini adalah minimnya pemahaman keagamaan mereka, terutama dalam hal kefasihan membaca al Qur’an. Untuk lebih jelas, berikut hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi fikih serta wali kelas dari kelas VIII, sebagai berikut: Mayoritas siswa kelas VIII yang belajar di Madrasah Tsanawiyah negeri model Kota Jambi berasal dari sekolah umum atau Sekolah Dasar, adapun siswa tamatan dari Madrasah Ibtidaiyah hanya sepertiga dari jumlah keseluruhan anggota kelas. Dan umumnya mereka yang berasal dari Sekolah Dasar tidak memiliki pemahaman agama yang mumpuni, bahkan masih ada diantara mereka yang baru mengeja dalam membaca al Qur’an. Kondisi ini secara otomatis mempengaruhi saya dalam menyampaikan pelajaran. Sebagai contoh, ketika saya menjelaskan tentang shalat dan menampilkan ayat-ayat al Qur’an dan Hadits Nabi, kebanyakan siswa tidak memahami betul, sehingga saya kadang-kadang mengulangi bacaan al Qur’an lengkap dengan maknanya dua kali, bahkan tiga kali. Sehingga dengan demikian, penyampaian materi pelajaran dalam kondisi ini membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam menjelaskan materi pelajaran kepada mereka. Pendapat tersebut di atas diperkuat dengan ungkapan salaseorang siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Model Kota Jmanbi yang bernama khairul dalam sebuah wawancara penulis mengatakan: “Rata-rata kami yang belajar di madrasah ini tamatan dari Sekolah Dasar yang kebetulan lokasinya dekat dengan rumah kami. Ketika kami belajar di Sekolah Dasar, sedikit sekali pelajaran agama yang diberikan di sekolah, bahkan tidak ada tambahan kegiatan lainnya seperti bimbingan baca al Qur’an dan lain sebagainya. Kami hanya belajar al Qur’an di rumah, dan itupun sangat terbatas waktunya. Dengan demikian, pengetahuan kami tentang materi-materi keagamaam sangat sedikit sekali, dan kamipun kurang lancar dalam membaca al Qur’an. Sehingga ketika guru menjelaskan pelajaran dengan membacakan ayat-ayat al Qur’an atau Hadits Nabi kami tidak langsung bisa menangkap pelajaran, kecuali setelah guru mengulanginya beberapa kali, lalu dimintanya kami untuk mengulangi bacaannya hingga beberapa kali, baru kemudian dijelaskannya.” Untuk membentuk opini yang kuat, maka penulis melakukan observasi di lapangan penelitian dengan cara melihat dokumentasi buku induk siswa di ruang tata usaha. Setelah mendapatkan data yang diperlukan, kemudian penulis langsung mengamati proses belajar mengajar bidang studi Fiqih di kelas. Hasil observasi penulis menunjukkan bahwa ternyata guru bidang studi mengulangi bacaan ayat-ayat al Qur’an hingga dua kali, bahkan pernah sampai tiga kali. Dan siswa yang diminta oleh guru bidang studi untuk mengulangi bacaannya, terkadang diulang-ulang bacaannya hingga beberapa kali. Lebih lanjut penulis tegaskan bahwa, pada saat guru menerangkan materi pelajaran, siswa tidak langsung bisa memahami penjelasan guru. Mereka terkadang bertanya kembali tentang pertanyaan yang sama sebagaimana telah ditanyakan oleh temannya yang lain. Namun karena kompetensi keagamaan yang masih rendah membuat aktivitas belajar mengajar menjadi lamban dan membutuhkan waktu tambahan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas, dan kemudian diperkuat dengan hasil observasi di lapangan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa siswa tamatan dari Sekolah Dasar menjadi faktor dominan yang dapat menimbulkan kendala bagi guru bidang studi fiqh di Madrasah Tsanawiyah model Kota Jambi dalam menyampaikan materi pelajaran di depan kelas. Sehingga materi yang disampaikan kepada mereka, tidak dapat langsung dicerna dengan baik dan maksimal, namun membutuhkan proses panjang dengan dukungan waktu dan sarana yang memadai. 3. UpayaYang Dilakukan Agar implementasi kurikulum ktsp berjalan baik a. Melengkapi sarana pendukung belajar Sarana merupakan salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan prestasi belajar, tanpa adanya sarana maka akan timbul kesulitan dalam belajar,berikut hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi akidah akhlak serta wali kelas dari kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Al-Jauharein Kelurahan Tanjung Johor Kota Jambi, yaitu : “ Kurangnya sarana-prasarana dan media dalam proses pembelajaran menjadikan salah satu factor terhambatntya proses belajar mengajar sehingga penerapan kurukilum ktsp berjalan kurang efektif” Hal senada juga di utarakan oleh guru bidang studi akidah akhlak, Disaat saya mengajar hanya mengandalkan satu buku, sedangkan siswa disuruh mencatat materi yang akan dipelajari, sehingga waktu habis begitu saja, hal ini dapat menghambat saya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Akan tetapi apabila siswa mempunyai buku pinjaman dari Madrasah, maka akan lebih membantu saya dalam mengajar dikelas. Kedua pendapat tersebut diperkuat dengan hasil wawancara penulis dengan waka kurikulum Kondisi Madrasah masih kekurangan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran seperti ketiadaan laboratorium, kurangnya buku-buku paket dan kurangnya perangkat Komputer. Padahal keberadaan media tersebut sangat di butuhkan dalam meningkatkan prestasi siswa, sebab tanpa adanya media pendukung maka siswa-siswi kita tidak dapat belajar secara optimal di dalam pembelajaran. Untuk melihat validitas data, maka penulis melakukan observasi di lapangan penelitian yakni keterbatasan buku dalam interaksi belajar mengajar memang terbukti, karena hanya guru yang memiliki buku paket sedangkan siswa lebih banyak mencatat dan membuat waktu pelajaran habis begitu saja. Bukan sampai disitu saja, selain keterbatasan buku paket di madarah ini juga tidak memiliki laboratorium dan kurangnya perangkat komputer sebagai sarana penunjang pembelajaran. Berdasarkan informasi tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa keterbatasan sarana pendukung belajar seperti buku-buku paket, ketiadaan laboratorium dan perangkat komputer menjadi penghambat usaha guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Madrasah Tsanawiyah Model Kotra Jambi. Kurangnya sarana menjadi hal yang harus diperhatikan pimpinan tertinggi di madrasah ini, Berikut hasil wawancara penulis dengan wakil kepala madrasah bidang sarana dan prasarana : Bantuan dari pihak luar madrasah memang ada, namun bantuan tersebut hanya di alokasikan untuk kepentingan bangunan madrasah saja, sebab madrasah ini bangunannya memang harus diperbaiki melihat dari kondisi bangunan yang sudah tidak layak. Selain perbaikan di madrasah ini juga membangun bangunan kelas, sebab bangunan merupakan salah satu sarana terpenting dalam menununjang pembelajaran dan prestasi belajar siswa. b. Menerapkan kurikulum ktsp sdalam pembelajaran Menerapkan kurikulum ktsp dalam setiap pembelajaran adalah agar proses pembelajaran dapat berjalan sebagaimana yang telah direncanakan oleh dinas pendidikan, sehingga proses pembelajaran dapat tterukur dan mendapatkan kemajuan yang signifikan, Adapun upaya dalam penerapan kurikulum ktsp adalah dengan antara lain dengan membuat silabus dan rpp oleh guru mata pelajaran dalam memberi materi pembelajaran dan memberikan kesempatan kepada siswa agar berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara menumbuhkan minat yang dilakukan oleh guru terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu yang mempengaruhi dirinya, memuaskan dan melayani kebutuhan-kebutuhannya. Begitu juga dengan siswa, jika siswa sudah sadar bahwa belajar merupakan alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting maka belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya dan otomotis dia bersemangat dalam mempelajari hal tersebut. Pada kenyataannya tidak semua siswa sadar akan hal itu dan tidak semua siswa memiliki minat intrinsik yang sama, dengan ketidaksamaan minat tersebut guru hendaknya mengetahui seberapa besar minat siswa tersebut terhadap pelajaran. c. Menciptakan suasana belajar yang menarik dan kondusif Sebagaimana diketahui seorang guru mengajar tentunya berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah disiapkannya, tentunya tidak jarang pula guru guru harus menanggulangi gangguan-gangguan yang bersifat sementara dan ringan, mungkin juga gangguan-gangguan ini cukup serius dan terus menerus terjadi selama guru mengajar. Kondisi belajar yang kondusif akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, siswa akan lebih merasa nyaman berada dikelas dan lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh seorang guru yang berada didepan kelas. Dengan begitu akan lebih mempermudah guru dalam menyampaikan pelajaran serta meningkatkan prestasi belajar siswa-siswinya. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan tentang Upaya Guru Dalam Mengimimplementasi Pelajaran Fiqih Dalam KTSP Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi “sebagai berikut : Implementasi pembelajaran fiqh dalam ktsp di madrasah tsanawiyah negeri model kota jambi telah terlaksana tetapi kurangnya sarana prasarana didalam kegiatan pembelajaran. Ini menjadikan kendala dalam penerapan kurikulum. Dalam penerapan kurikulum waka kesiswaan dan guru mata pelajaran telah berusaha untuk menerapkan kurikulum ktsp di setiap proses pembelajaran di madrasah tsanawiyah negeri Kota Jambi. Adapun kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum ktsp adalah: 1. Pembuatan rpp yang terlambat oleh guru 2. Kurangnya sarana-prasarana 3. latar belakang pendidikan siswa yang beraneka ragam Upaya yang dilakukan guru ekstrakulikuler tahfidz diantaranya: 1. Memberi pengawasan kepada guru-guru agar setiap pembelajaran sesuai dengan silabus dan rpp 2. Melengkapi sarana pendukung belajar 3. Menciptakan suasana belajar yang kondusif B. Saran-saran Melalui bab ini penulis akan memberikan saran-saran yang mudah-mudahan dapat menjadi masukan bagi guru dan orang tua. Adapun saran-saran penulis sebagai berikut: 1. Diharapkan agar guru mata pelajaran dapat menerapkan kurikulum ktsp sebagaimana mestinya. 2. Bagi pemerintah diharapkan agar dapat memenuhi sarana-prasarana C. Kata Penutup Demikianlah yang dapat penulis paparkan dalam tugas ini. Dan penulis bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini Penulis menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak demikian pula halnya dengan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun sehingga tugas ini menjadi lebih baik dan dapat diterima semua pihak. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri dan semoga Allah SWT membalas jasa-jasa kepada siapa saja yang telah rela membantu penulisan dalam menyusun tugas ini sesuai dengan kadar amal perbuatannya. Jambi, 24 Juni 2013 Penulis DAFTAR PUSTAKA Diknas undang-undang sisdiknas (sistem pendidikan nasional) Jakarta,sinar grafika,2009 Isjoni,ktsp sebagai pembelajaran fisioner, bandung,alfabeta,2010 Wina sanjaya, kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta,Kencana,2010 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa,2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta :Balai Pustaka Muh joko susilo,kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2007 Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi ; Sultan Thaha Press, 2007 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia, 1998 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D, Bandung : Alfabeta, 2007 Judul skripsi : ”Pembinaan Peserta didik Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler Tahfidz di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kota Jambi ” Instrumen pengumpulan Data ( IPD ) A. Wawancara 1. Waka kurikulum - Bagaimana perencanaan kurikulum ktsp di MtsN Model Jambi? - Bagaimana penerapan kurikulum ktsp di Mtsn model Jambi? - Apa kendala dari penerapan kurikulum ktsp di Mtsn model Jambi? 2. Guru Pelatih - Bagaimana proses pembelajaran di mtsn model? - Apakah proses penerapan kurikulum ktsp telah dilaksanakan? - Apa kendala dari penerapan kurikulum ktsp di Mtsn Model Jambi? - Apa upaya yang dilakukan dalam penerapan ktsp di mts N model? 3. Siswa - Bagaimana proses pembelajaran yang di sampaikan oleh guru? - Apakah kendala pada proses pembelajaran? - Bagaimanakah upaya menanggulangi nya? B. Observasi 1. Pelaksanaan proses pembelajaran di Mts N model Kota Jambi 2. Kendala yang ditemui guru dalam menerapkan kurikulum ktsp di MTs N Model Jambi? 3. Kelengkapan fasilitas belajar bagi guru dalam membina peserta didik? 4. Upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran di MTs N Model Jambi? C. Dokumentasi 1. Sejarah sekolah MTs N Model Jambi 2. Letak geografis MTs N Model Jambi 3. Struktur organisasi di MTs N Model Jambi 4. Jumlah inventaris untuk kegiatan ekstrakulikuler tahfidz MTs N Model Jambi DOKUMENTASI DI MTS MODEL RUANG BELAJAR DI MTS MODEL HALAMAN DI MTS MODEL

NAMA : SUPRAPNO NIM : TP 100792 SEMESTER : VI B JUR/ FAK : PAI/ ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN MATA KULIAH : HADITS TARBAWI II DOSEN PENGAMPU : SHALAHUDIN, S.Ag, M.Pd. I SOAL مَثَلُ القَائِم في حُدُودِ اللَّه والْوَاقِع فيها، كَمثل قَومٍ اسْتَهَموا على سَفِينَةٍ، 1. Sambung hadits diatas ? عن النعمان بن بشيررضي الله عنهماعن النّبيّ صلى الله عليه وسلم قال: مَثَلُ القَائِم في حُدُودِ اللَّه والْوَاقِع فيها، كَمثل قَومٍ اسْتَهَموا على سَفِينَةٍ، فَأَصابَ بَعْضُهم أعْلاهَا، وبعضُهم أَسْفلَهَا، فكان الذي في أَسفلها إذا استَقَوْا من الماء مَرُّوا على مَنْ فَوقَهمْ، فقالوا: لو أنا خَرَقْنا في نَصِيبِنَا خَرقا ولَمْ نُؤذِ مَنْ فَوقَنا؟ فإن تَرَكُوهُمْ وما أَرَادوا هَلَكوا وهلكوا جَميعا، وإنْ أخذُوا على أيديِهِمْ نَجَوْا ونَجَوْا جَميعا [رواه البخاري والتّرمذي واحمد عن النعمان بن بشير Artinya: Dari Nu'man bin Basyir ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan orang yang melaksanakan perintah Allah dengan orang yang melanggarnya adalah seperti satu kaum yang berbagi tempat di sebuah kapal. Sebagian orang mendapat tempat di bagian atas, sedangkan sebagian yang lain mendapat tempat di lambung kapal. Orang-orang yang berada di lambung kapal, jika ingin mengambil air, mereka harus melewati orang-orang yang berada di atas. Mereka berkata, 'Sebaiknya kita lubangi saja lambung kapal ini (untuk mengambil air) agar tidak mengganggu orang-orang yang berada di atas.' Jika keinginan mereka itu tidak dicegah, mereka semua akan binasa. Sebaliknya jika dicegah mereka semua akan selamat.” (HR. Bukhari, Tirmidzi & Ahmad) 2. Jelaskan beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari kandungan hadits tersebut ? Jawab: a. Bahwa sesama Umat Islam sesungguhnya kita “diharuskan” untuk saling mengingatkan antara yang satu dengan yang lainnya b. Saling menasehati dimaksudkan agar kita tidak melakukan suatu perbuatan yang dilarang oleh syariah. c. Mencegah perbuatan maksiat (baca ; nahi mungkar) merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dan tidak benar jika dikatakan bahwa nahi mungkar merupakan fardhu kifayah, atau kewajiban bagi sekelompok orang tertentu. Nahi mungkar merupakan kewajiban bagi setiap mu'min, khsusnya bagi yang menyaksikan perbuatan munkar atau kemaksiatan tersebut. d. Perlunya kita menciptakan nuansa saling menasehati, khususnya di lingkungan kerja dan aktivitas kita sehari-hari. Jangan pernah sungkan untuk memberikan nasehat, atau mengingatkan kepada sesama rekan kerja, bawahan, atasan, atau bahkan kepada orang yang kita anggap lebih senior dalam masalah agama, 3. Jelaskan konsep materi dalam persfektif hadits serta ruang lingkupnya ? Jawab: a. Pendidikan Aqidah Adalah proses pembinaan dan pemantapan kepercayaan dalam diri seseorang hingga menjadi akidah yang kuat dan benar. عن ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : كنت خلف النَّبيّ - صلى الله عليه وسلم - يوماً ، فَقَالَ : (( يَا غُلامُ ، إنِّي أعلّمُكَ كَلِمَاتٍ : احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ) ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله ، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ ، وَاعْلَمْ : أنَّ الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبهُ اللهُ لَكَ ، وَإِن اجتَمَعُوا عَلَى أنْ يَضُرُّوكَ بِشَيءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إلاَّ بِشَيءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحفُ (رواه الترمذي) ، وَقالَ : (( حديث حسن صحيح وفي رواية غيرِ الترمذي : (( احْفَظِ الله تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعرَّفْ إِلَى اللهِ في الرَّخَاءِ يَعْرِفكَ في الشِّدَّةِ ، وَاعْلَمْ : أنَّ مَا أَخْطَأكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبكَ ، وَمَا أصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَاعْلَمْ : أنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ، وَأَنَّ الفَرَجَ مَعَ الكَرْبِ ، وَأَنَّ مَعَ العُسْرِ يُسْراً )). Artinya: Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Kali tertentu saya berada dibelakang Nabi saw, kemudian beliau bersabda “Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu nbeberapa kalimat, yaitu: “ Jagalah (perintah) Allah niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu hal yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu” (HR. Imam Tirmidzi). Dan dalam riwayat selain Tirmidzi dikatakan, Rosulullah saw bersabda: “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan menemui-Nya dihadapanmu. Hendaknya engkau mengingat Allah diwaktu lapang (senang, niscaya Allah akan mengingatmu diwaktu susahmu. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu disertai kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan, dan sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan”. b. Pendidikan Ibadah Adalah proses pengajaran, pelatihan dan bimbingan dalam pengamalan ibadah khusus. Dalam hadits diatas terdpatlah pelajaran materi tentang ibadah. Sabda Rosulullah saw: وعن أَبي هريرة - رضي الله عنه - : أنَّ فُقَراءَ المُهَاجِرينَ أتَوْا رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، فَقَالُوا : ذَهَبَ أهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ العُلَى ، وَالنَّعِيم المُقيم ، فَقَالَ : (( وَمَا ذَاك ؟)) فَقَالوا : يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّي ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ ، وَيَعْتِقُونَ وَلاَ نَعْتِقُ ، فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : ((أفَلا أُعَلِّمُكُمْ شَيْئاً تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ ، وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ بَعْدَكُمْ ، وَلاَ يَكُونُ أحَدٌ أفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا صَنَعْتُمْ ؟ )) قالوا : بَلَى يَا رسول الله ، قَالَ : (( تُسَبِّحُونَ وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمِدُونَ ، دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاثاً وَثَلاثِينَ مَرَّةً )) فَرَجَعَ فُقَرَاء المُهَاجِرِينَ إِلَى رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ، فقالوا : سَمِعَ إخْوَانُنَا أهلُ الأمْوالِ بِمَا فَعَلْنَا ، فَفَعَلُوا مِثلَهُ ؟ فَقَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( ذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ )) متفقٌ عَلَيْهِ ، وَهَذا لفظ رواية مسلم . (( الدُّثُور )) : الأمْوَالُ الكَثِيرَةُ ، وَالله أعلم .[8] Artinya: Artinya: “Dari Abu Hurairah, bahwasannya orang-orang miskin dari kelompok muhajirin datang menemui Rasulullah saw sambil mereka berkata: “Wahai Rasulullah saw, orang-orang kaya dan lapang, telah mengalahkan kebaikan dan pahala kami dengan derajat yang tinggi dan kemewahan yang banyak”. Rasulullah saw lalu bertanya: “Bagaimana bisa demikian?” Mereka menjawab: “Mereka melakukan shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana kami juga berpuasa, mereka dapat bersedekah harta namun kami tidak dapat bersedekah, mereka dapat membebaskan budak belian, sementara kami tidak dapat melakukannya”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: “Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu di mana kamu dapat mendahului, mengalahkan (pahala dan kebaikan) orang-orang sebelum kalian dan sesudah kalian, dan tidak akan ada seorang pun yang dapat mengalahkan kebaikan kalian kecuali orang tersebut melakukan sebagaimana yang kalian lakukan?” Mereka menjawab: “Tentu mau ya Rasulullah”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Bacalah tasbih (subhanallaah), tahmid (alhamdulillaah) dan takbir (Allahu akbar) setiap selesai shalat (wajib) sebanyak tiga puluh tiga kali”. Abu Shalih berkata: “Orang-orang miskin dari kelompok muhajirin lalu kembali lagi menghadap Rasulullah saw sambil berkata: “Kami mendengar bahwa orang-orang kaya itu juga melakukan apa yang telah kami lakukan ya Rasulullah”. Rasulullah saw lalu bersabda kembali: “Itu adalah karunia dari Allah, yang Allah berikan kepada orang yang dikehendakiNya”(HR. Bukhari Muslim). c. Pendidikan Akhlak Adalah bentuk jamak dari kata khuluk, yang berarti buti pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Abdul Hamid Yunus berpendapat bahwa akidah adalah sifat-sifat yang terdidik. Sedangkan al-ghazali mengemukakan bahwa sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah, tanda memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Rosulullah bersabda: عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رضى الله عنهما - قَالَ لَمْ يَكُنِ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا وَكَانَ يَقُولُ « إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا. Artinya: Abdullah Bin Amru berkata, “Nabi bukan orang yang keji.” Beliau bersaba, sesungguhnya yang terbaik diantara kamu adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Bukhari) d. Pendidikan Hati Adalah pendidikan yang merupakan bagian dari pembinaan Rohani yang ditekankan pada upaya pengeembangan potensi jiwa manusia agar senantiasa dekat dengan Alah, cenderung kepada kebaikan dan menghindarkan dari kejahatan. Rasulullah bersabda: عن أبي هريرة ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.[1] رواه ابن حبان Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk dan hartamu, tetapi dia melihat hati dan pekerjaanmu. (HR. Ibnu Hibban) e. Pendidikan Jasmani Adalah merupakan pendidikan yang bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental, social, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani.  Memanah, sebagaimana Rosulullah bersabda : عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ Artinya: Ubah Bin Amir berkta, “saya mendengar Rosulullah bersabda ketika beliau sedang berada di atas mimbar, “Siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamusanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah. bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah. bahwa sesungguhnya kekuaatan itu adalah memanah.” (HR. Muslim)  Berkuda, sebagaimana Rosulullah bersabda : عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... ارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَةَ الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ امْرَأَتَهُ Artinya: dari Uqbah Bin Amir Al-juhani bahwa Rosullah bersabda, “Memanahlah dan kendarailah olehmu (kuda). Namun, memanah lebih aku sukai daaripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang menjadi permainan seseorang adalah bathil, kecuali yang memanah dengan busurnya, mendidik atau melatih kudanya, dan bersenag-senang dengan istrinya. (HR. Ibnu Majah)  Menjaga Pola Makan, sebagaimana Rosulullah bersabda : عن ابن عمر قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المْؤُمِنُ يَأْكُلُ فِى مِعًى وَاحِدٍ. وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِى سَبْعَةِ أَمْعَاء Artinya: Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “oranng yang beriman itu dengan satu usus (perut), sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus”. (HR. Bukhari)  Menjaga Kesehatan, sebagaimana Rosulullah bersabda : عن أبي مالك الأشعري قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم الطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَان Artinya: Abu Malik Al-Asy’ari bercerita bahwa Rosulullah bersabda, “kebersihan itu sebagian dari iman.” (HR. Muslim) f. Pendidikan Sosial Adalah proses pembinaan kesadaran social, sikap social, dan keterampilan social agar anak dapat hidup dengan baik serta wajar di tengah-tengah lingkungan masyarakat.  Orang Beriman Harus Bersatu, Rosulullah bersabda : عَنْ أَبِي مُوسَى عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ Artinya: Dari Abu Musa, Nabi bersabda,: sesungguhnya seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana satu bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lainnya.” Beliaupun memasukkan jari –jari tangannya satu sama lain.” (HR. Bukhari)  Orang Beriman Harus Saling Mencintai, Rosulullah bersabda : عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلاَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ Artinya: Dari Anas, Nabi bersabda, “tidak beriman salah seorang kamu sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari)  Orang Beriman Harus Saling Bersatu, Rosulullah bersabda : عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ Artinya: Abu Huarairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Siapa yang melapangkan seorang mukmin dari satu kesulitan dunia, Allah akan melapangkan dari satu kesulitan hari kiamat. Siapa yang memudahkan satu kesulitan, Allah akan memudahkannya dari kesulitan dunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seseorang muslim, Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya. (HR. Muslim) g. Pendidikan Intelek/ Akal Adalah proses meningkatkan kemampuan intelektual dalam bidang ilmmu alam, teknologi, dan sains modern sehingga anak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan kholifahnnya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan olehnya. Rosulullah bersabda Artinya: Dari Ibnu Umar, ia berkata, “Rosulullah bersabda, “berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan jangan kamu memikirkan Dzatnya.” (HR. Ath Thabrani) h. Pendidikan Seks Adalah suatu yang sangat penting dalam kesehariaan sehingga islampun memiliki pendidikan seks, agar nantinya tidak terjadi yang islam inginkan.  Memisahlan Tempat Tidur Anak Lai-Laki An Anak Perempuan, Rosulullah bersabda : عَنْ عبد الله قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ Artinya: Dari Abdullah Rosulullah bersabda, “suruhlah anakmu untuk mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukullah mereka, karena meninggalkannya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu) pisahkanlah tempay tidur mereka. (HR. Abu Daud)  Posisi Tidur Miring Ke Sisi Kanan, Tidak Melungkap, Rosulullah bersabda: عن البراء بن عازب رضي الله عنهما قال: قال لي رسول الله صلى الله عليه و سلم إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضوْءَكَ لِلصَّلاَةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ اْلأَيْمَنِ Artinya: Dari Al Barraa bin Azib, ia berkat,”Rosulullah berkata kepadaku apabila engkau mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk sholat kemudian tidurlah denga miring ke sisi kanan.” (HR. Bukhari)  Membiasakan Anak Menundukkan Pandangan dan Memelihara Aurat, Rosulullah bersabda : عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ الْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ خَثْعَمَ تَسْتَفْتِيهِ فَجَعَلَ الْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصْرِفُ وَجْهَ الْفَضْلِ إِلَى الشِّقِّ الآخَرِ Artinya: Dari Abdullah Bin Abbas, ia berkata,”Adalah Al-Fadhl bin Abbas membonceng Nabi lalu datanglah seorang wanita dari khats’am yang meminta fatwa kepada beliau. Al Fadhl kemudian memandang perempuan itu dan ia pun memandangnya. Lalu Rosulullah memalingkan wajah Al-Fadhl ke sisi yang lain.” (HR. Abu Daud) i. Pendidikan Al-Qur’an Adalah suatu pendidikan yang sangat penting dalam islam, karena sumber islam dalam al-qur’an sehingga orang yang baik adalah orang yang mempelajari dan mengamalakan al-qur’an, yang mana seluruh pendidikan adda dalam al-quran. Oleh sebab iti wajiblah orang islam yang belajar al-quran. Rosulullah bersabda: Artinya: sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-qur’an dan mengamalkannya j. Pendidikan Fiqih Adalah suatu sumber hukum yang harus kita pelajari, karena ia menyangkut dalam keseharian kita. Baik dari bangun tidur sampai kita hendak tidur disinilah fikih berperan aktif dan penting dalam hidup kita. Sabda Rosulullah SAW : وعن معاوية - رضي الله عنه - قَالَ : قَالَ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - : (( مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ في الدِّينِ )) . متفقٌ عَلَيْهِ . Artinya: Dari Mu'awiyah ra katanya: "Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." [Muttafaq 'alaih] 4. Agar pendidikan islam dapat berdiri kokoh maka ia harus mempunyai dasar dan tujuan yang spesifik, jelaskan dasar serta tujuan pendidikan agama islam dalam kajian hadits ? Jawab: A. Dasar-dasar pendidikan 1. Sumber dari al-Qur’an. Antara lain: a) Surat Al-Mujadalah ayat 11: . . . يَرْفَعِ اللهُ الّذِيْنَ امَنُوْا مِنْكُمْ وَالّذِيْنَ اُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجتٍ. . .(المجادله: 11) “. . . . niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat . . .”(QS. Al-Mujadalah:11). b) Dalam surat An-Nahl ayat 125; اُدْعُ اِلى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ . . . (النحل: 125) “Ajaklah kepada Tuhanmu dengan cara yang bijaksana dan dengan nasehat yang baik”.(QS. An-Nahl: 125). 2. Sumber dari hadits, yaitu: a) Hadist Riwayat Bukhori: بَلِّغُوْا عَنِّيْ وَلَوْايَه “Sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit”. (HR. Bukhari). b) Hadist Riwayat Baihaqi: كُلُّ مَوْلُوْدٍ ُيْولَدُ عَلى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِه اَوْيُنَصِّرَانِه اَوْ يُمَجِّسَانِه “Setiap anak yang dilahitkan itu telah membawa fitrah beragam (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tauanyalah yang menjadikan anak tersebut beragam Yahudi, Nasroni atau Majusi”. (HR. Baihaqi) B. Tujuan Pendidikan Agama Islam 1. menurut para ahli tujuan pendidikan adalah; a. terbentuknya insane kamil yang didalamnya memiliki kawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris nabi. b. Menanamkan takwa, akhlak, serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran islan (seminar pendidikan nasional tanggal 7-11 mei 1960 di cipayung, bogor,). c. Pendidikan harus bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui pelatihan spiritual, kecerdasan, rasio, perasaan, dan pancaindra. 2. dilihat dari segi Hadits a. Bertaqwa kepa Allah عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ “ [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح] Artinya: Dari Abu Zar, Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman, Mu’az bin Jabal radhiallahuanhuma dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam beliau bersabda : Bertakwalah kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik “ (Riwayat Turmuzi, dia berkata haditsnya hasan, pada sebagian cetakan dikatakan hasan shahih). Maksudnya hadits Riwayat hidup Abu Dzar itu banyak. Ia masuk Islam ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam masih di Makkah dan beliau menyuruhnya kembali kepada kaumnya. Namun ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyaksikan tekadnya untuk tinggal di Makkah bersama beliau, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mampu lagi mencegahnya. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam kepada Abu Dzar “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya”. Hal ini sejalan dengan firman Allah : “Sesungguhnya segala amal kebajikan menghapus segala perbuatan dosa”. (QS. Huud : 114) Sabda beliau “bergaullah sesama manusia dengan akhlaq yang baik” maksudnya bergaullah dengan manusia dengan cara-cara yang kamu merasa senang bila diperlakukan oleh mereka dengan cara seperti itu. Ketahuilah bahwa yang paling berat timbangannya di akhirat kelak adalah akhlaq yang baik. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang paling dekat kepadaku posisinya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaqnya diantara kamu”. Akhlaq yang baik adalah sifat para nabi, para rasul dan orang-orang mukmin pilihan. Perbuatan buruk hendaklah tidak di balas dengan keburukan, tetapi dimaafkan dan diampuni serta dibalas dengan kebaikan. b. Beriman dan Berilmu عن سفيان بن عبد الله الثقفي قال قُلْتُ ياَ رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ (وَفِي حَدِيْثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ) : قَالَ قُلْ آمَنْتُ باِللهِ فَاسْتَقِمْ Artinya: Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaugafi meriwayatkan bahwa ia berkata kepada Rosulullah, “ Ya Rosulullah, katakanlah kepada saya sesuatu tentang islam yang tidak akan saya tanyakan lagi sesudah engkau.” Lalu Nabi berkata, “katakanlah. Saya beriman kepada Allah. Lalu tetapkanlah pendirianmu. ( HR. Muslim dan Ahmad) Hadits ini meunjukkan bahwa beriman kepada Allah dan Istiqomah dengan pengakuan keimanan itu merupakan suatu hal yang sudah cukup dan memadai bagi seorang muslim. Oleh karena itu pendidikan harus berusaha agar peserta didik memiliki iman yang kuat dan teguh pendirian dalam melaksanakan tuntunan iman tersebut. Sehubungan dengan ketinggian derajat orang berimandapat dibaca dalam hadits berikut ini. عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ - رضى الله عنه - عَنِ النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ يَتَرَاءَيُونَ أَهْلَ الْغُرَفِ مِنْ فَوْقِهِمْ كَمَا يَتَرَاءَيُونَ الْكَوْكَبَ الدُّرِّىَّ الْغَابِرَ فِى الأُفُقِ مِنَ الْمَشْرِقِ أَوِ الْمَغْرِبِ ، لِتَفَاضُلِ مَا بَيْنَهُمْ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، تِلْكَ مَنَازِلُ الأَنْبِيَاءِ لاَ يَبْلُغُهَا غَيْرُهُمْ قَالَ « بَلَى وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ ، رِجَالٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ Artinya: Abu Sa’id Al-Khudri RA, meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, “Sesungguhnya penduduk surge melihat penghuni tempat yang tinggi di atas mereka seperti meeka melihat bintang yang berada di penjuru Timur dan Barat karena keutamaan mereka.” Sahabat bertanya.” Ya Rosulullah, apakah itu tempat para nabi yang tidak dapat dicapai oleh orang lain?” Beliau menjawab, “Bisa, demi dzat yang menggenggam diriku. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rosul.” ( HR. Al-Bukhari, Muslim, At Tirmidzi, dan Ahmad) Hadits di atas menunjukkan kemuliaan orang yang kuat keimanannya kepada Allah dan Rosulnya. Dan posisi tersebut memungkinkan bagi mereka yang sungguh-sungguh dan berusaha meningkatkan keimanannya. c. Berakhlaq Mulia Artinya: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosulullah bersabda, “Sesungguhnya aku d utus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” HR. Al-Baihaqi) Dan dalam hadits lain: Artinya: Abdullah bin Amru berkata, “ Nabi bukanlah orang yang keji dan tidak bersikap keji.” Beliau bersabda, “sesungguhnya orang yang terbaik diantaramu adalah yang paling baik akhlaknya,” (HR. Al-Bukhari) Hadits diatas menunjukkan dengan tegas bahwa misi utama Rosulullah adalah memperbaiki akhlak manusia. Beliau melaksanakan misi tersebut dengan cara mengiasi dirinya dengan berbagai akhlak mulia, bahkan secara tegas beliau menyatakan bahwa kualitas iman seseorang itu dapat diukur dengan akhlak yang ditampilkannya. Jadi semakin baik prilakunya maka baiklah imannya, dan semakin buruk prilakunya maka kurang baiklah imannya. 5. Apa yang anda ketahui tentang lembaga pendidikan masa Rosulullah SAW ? a. Darul Ar-Qom Darul Arqom adalah rumah arqom bin al arqom, ia masuk islam pada umur 16 th, rumah terpencil di atas bukit safa, rumah yang terpencil ini rasulullah jadikan basis pendidikan dan koordinasi dengan para sahabat agar tidak mudah di cium oleh pembesar serta antek-antek Quroisy jahiliyah. Ada satu methode pembelajaran yang unik di rumah Arqom bin al- arqom, setiap sahabat yang datang ke darul arqom menceritakan pada sahabat nya yang lain apa yang Ia alami hari ini, kemudian rasulullah memberikan arahan, apabila salah dalam menyikapi masalah maka rasulullah meluruskan. Jadi kita bisa lihat methode pembelajaran rasulullah adalah Aplikatif bukan hanya transformasi materi, sehingga jika cuman transformasi materi saja maka murid akan merasa jenuh tidak ada inspiratif yang masuk akhirnya malas, futur dan kabur. Selain juga bahwa para sahabat menerima materi Al-Qur’an dan Assunah di dalam literatur lain di katakan bahwa di rumah Arqom ini lah para sahabat menghafal Al-Qur’an. b. Kuttab Kuttab sudah ada sejak zaman jahiliyah dengan sistem seseorang mendatangi rumah para guru, yang di ajar di kuttab adalah baca–tulis dan syair-syair arab, setelah datang nya islam maka kuttab ini menjadi tempat belajar Al-Qur’an selain juga mengajarkan syair–syair dan pokok – pokok ajaran islam, setelah Umar ibn Khattab menjadi khalifah, ia kemudian menambahkan materi pelajaran Kuttab, yakni seperti, pelajaran berenang, mengendarai onta, memanah, dan membaca serta menghafal syair-syair yang mudah dan peribahasa.Kuttab di masa umayyah berkembang pesat hingga di desa – desa wilayah islam. c. Suffah Al-Suffah merupakan ruang atau bangunan surau yang bersambung dengan masjid Nabawi. kegiatan pengajaran dan pembelajaran dilakukan secara teratur dan sistematik, suffah juga menjadi tempat tinggal bagi para sahabat rasulullah, bentuk suffah adalah sebuah panggung luas beratapkan jerami mereka yang tinggal disini di sebut as-habul suffah. Ibnu taimiyah mengatakan bahwa yang tinggal di suffah berjumlah 400 orang, ibnu abbas, abu dzar al-ghifari termasuk salah satu yang menempati suffah. d. Masjid Masjid bukan hanya sebagai tempat beribadah melainkan juga sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat dan individu serta tempat untuk menerima para duta asing dan pertemuan pemimpin-pemimpin islam. Masjid pertama yang digunakan untuk kegiatan pendidikan adalah masjid Quba, di sana rasulullah membentuk halaqoh yaitu para sahabat duduk di sekeliling rasulullah.dan mereka bertanya tentang berbagai masalah sehari-hari dan agama, jika kita lihat maka sistem nya seperti sistem diskusi. Masjid – masjid lain yang menjadi tempat pendidikan ialah masjid Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Kufah dll. 6. Jelaskan istilah-istilah berikut ? a. Murabbi ( مربّى ) Istilah murabbi ( مربّى ) secara etimologis merupakan bentuk (sighah) al-ism al-fâ’il yang berakar dari tiga kata. Pertama, berasal dari kata يربو ربى yang artinya bertambah dan tumbuh. Kedua, berasal dari kata ربي يربى yang artinya tumbuh dan menjadi besar. Dan ketiga, berasal dari kata ربّ يربّ yang artinya memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja ربّsemenjak masa Rasulullah sudah dikenal dalam ayat al-Qur`an dan Hadits Nabi. Salah satu ayat al-Qur`an yang mencantumkan kata ini seperti dalam Q.S. al-Isra : 24 : وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤) 24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". Dalam bentuk kata benda, kata ربّ digunakan untuk Tuhan, hal tersebut karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan menciptakan. Sebagaimana tercantum dalam Q.S. al-Fâtihah : 2 :      Artinya : “segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”. Dengan demikian istilah murabbi sebagai pendidik mengandung makna yang luas, yang secara ringkas menunjukan beberapa tugas utama yaitu : 1) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa ; 2) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan ; 3) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan, dan 4) Melaksanakan pendidikan secara bertahap. b. Mudarris (مدرّس) Secara etimologis Mudarris (مدرّس) berasal dari kata درّس يدرّس تدريسا yang artinya mengajar, melatih. Dan مدرّس berarti orang yang mengajar atau pengajar. Secara terminologis, mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Mudarris juga dapat dimaknai sebagai orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang lain dengan metode-metode tertentu dalam upaya membangkitkan usaha peserta didik agar sadar dalam upaya meningkatkan potensinya. Diantara beberapa ayat al-Qur`an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata mudarris adalah Q.S. al-An’âm : 105 وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (١٠٥) 105. Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan: "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari ahli Kitab)", dan supaya Kami menjelaskan Al Quran itu kepada orang-orang yang mengetahui. (Q.S. al-An’âm : 105 ) c. Muzakki (مزكّي ) Muzakki berasal dari kata زكّي yang berarti berkembang, tumbuh, bertambah, menyucikan, membersihkan, memperbaiki dan menguatkan. Dengan demikin muzakki secara istilah adalah orang yang membersihkan, mensucikan sesuatu agar ia menjadi bersih dan suci terhindar dari kotoran. Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik, agar ia selalu berada dalam kondisi suci dalam keadaan taat kepada Allah terhindar dari perbuatan yang tercela. Ada banyak ayat al-Qur`an yang menggunakan kata yang seakar dengan kata muzakki, antara lain dalam Q.S. Ali Imran : 164                           Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.( Q.S. Ali Imran : 164) Demikian beberapa istilah yang mengandung makna pendidik yang masing-masing istilah memiliki karakteristik tersendiri dan semuanya menyandarkan kepada landasan baik al-Qur`an dan al-hadits. Dan selain istilah-istilah di atas, ada beberapa istilah yang juga mengandung unsur makna pendidik, yaitu : رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩) 129. Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. 7. Jelaskan prinsip etos kerja dalam islami ? Jawaban: Menurut Nurcholish Madjid, etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim, bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh perkenan Allah swt. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis). Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap penyembahan hanya kepada-Nya. Toto Tasmara, dalam bukunya Etos Kerja Pribadi Muslim, menyatakan bahwa “bekerja” bagi seorang Muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh asset, fakir dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik (khaira ummah), atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. ada beberapa prinsip etos kerja yaitu: 1. Bahwa perkerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah dalam Alquran, “Q.S, 17: 36). وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا (٣٦) 36. dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. 2. Pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian sebagaimana dapat dipahami dari hadis Nabi saw, “Apabila suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya.” (Hadis Shahih riwayat al-Bukhari). 3. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, “Dialah Tuhan yang telah menciptakan mati dan hidup untuk menguji siapa di antara kalian yang dapat melakukan amal (pekerjaan) yang terbaik; kamu akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mulk: 67: 2). Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh sehingga dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai dengan standar mutu. 4. Pekerjaan itu diawasi oleh Allah, Rasul dan masyarakat, oleh karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, sebagaimana dapat dipahami dari firman Allah, Q.S. 9: 105).                   105. dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. 5. Pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Pekerja keras dengan etos yang tinggi itu digambarkan oleh sebuah hadis sebagai orang yang tetap menaburkan benih sekalipun hari telah akan kiamat. 6. Orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia kerjakan. Ini adalah konsep pokok dalam agama. Konsep imbalan bukan hanya berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan dunia, tetapi juga berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan ibadah yang bersifat ukhrawi. Di dalam Alquran ditegaskan bahwa: Q.S. 53: 31). وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى (٣١) 31. dan hanya kepunyaan Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi supaya Dia memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (syurga).( Q.S. 53: 31). Dalam hadis Nabi dikatakan, “Sesuatu yang paling berhak untuk kamu ambil imbalan atasnya adalah Kitab Allah.” (H.R. al-Bukhari). Jadi, menerima imbalan atas jasa yang diberikan dalam kaitan dengan Kitab Allah; berupa mengajarkannya, menyebarkannya, dan melakukan pengkajian terhadapnya, tidaklah bertentangan dengan semangat keikhlasan dalam agama. 7. Berusaha menangkap makna sedalam-dalamnya sabda Nabi yang amat terkenal bahwa nilai setiap bentuk kerja itu tergantung kepada niat-niat yang dipunyai pelakunya: jika tujuannya tinggi (seperti tujuan mencapai riza Allah) maka ia pun akan mendapatkan nilai kerja yang tinggi, dan jika tujuannya rendah (seperti, hanya bertujuan memperoleh simpati sesama manusia belaka), maka setingkat itu pulalah nilai kerjanya tersebut. Sabda Nabi saw. itu menegaskan bahwa nilai kerja manusia tergantung kepada komitmen yang mendasari kerja itu. Tinggi rendah nilai kerja itu diperoleh seseorang sesuai dengan tinggi rendah nilai komitmen yang dimilikinya. Dan komitmen atau niat adalah suatu bentuk pilihan dan keputusan pribadi yang dikaitkan dengan sistem nilai yang dianutnya. Oleh karena itu, komitmen atau niat juga berfungsi sebagai sumber dorongan batin bagi seseorang untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan sesuatu, atau, jika ia mengerjakannya dengan tingkat-tingkat kesungguhan tertentu. 8. Ajaran Islam menunjukkan bahwa “kerja” atau “amal” adalah bentuk keberadaan manusia. Artinya, manusia ada karena kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi keberadaan kemanusiaan. Jika filsuf Perancis, Rene Descartes, terkenal dengan ucapannya, “Aku berpikir maka aku ada” (Cogito ergo sum) – karena berpikir baginya bentuk wujud manusia – maka sesungguhnya, dalam ajaran Islam, ungkapan itu seharusnya berbunyi “Aku berbuat, maka aku ada.” Pandangan ini sentral sekali dalam sistem ajaran Islam. Ditegaskan bahwa manusia tidak akan mendapatkan sesuatu apa pun kecuali yang ia usahakan sendiri:

MAKALAH “HADITS TARBAWI” (Evaluasi Dalam Pendidikan Islam) Dosen Pengampu : Dr. H. Sholahudin Disusun oleh : KELOMPOK XII PAI VI B  Suprapno ( TP 100792 )    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2013 PEMBAHASAN EVALUASI PEMBELAJARAN A. Ranah evaluasi kognitif (al-nahiya al-fikriyyah) Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk kdalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah samapai jenjang tertinggi, yaitu: 1. Pengetahuan/ hafalan/ ingatan (knowledge) 2. Pemahaman (comprehension) 3. Penerapan (aplication) 4. Analisis (analysis) 5. Sintesis (synthesis) 6. Penilaian (evaluasian) Adapun hadis yang berhubungan dengan ranah kognitif ini, yaitu: “ Mu’az ibn Jabal meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW ketika mengutus Mu’az ke Yaman, beliau bertanya; bagaimana engkau mengadili perkara, jika dihadapkan kepadamu perkara keadilan? Mu’az menjawab; saya mengadili perkara itu dengan kitab Allah ( AlQur’an), Rasulullah bertanya lagi; maka bagaimana jika kamu tidak menjumpai dalam AlQur’an? Mu’az menjawab maka saya mengadili dengan sunnah Rasulullah saw, Rasulullah bertanya lagi; lalu bagaimana jika kamu tidak menemukan petunjuk dalam sunnah Rasulullah dan Kitab Allah? Mu’az menjawab; saya akan berijtihad sekuat akal pikiran saya. Maka Rasulullah menepuk dadaku sambil bersabda; segala puji milik Allah yang telah memberi petunjuk kepeda utusan Rasulullah terhdap apa yang Rasul berkenan kepadanya.(HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ahmad,dan Ad-Damiri) Hadis diatas menerangkan bahwa untuk mengadili suatu perkara harus merujuk kepada Al-Qur’an, jika tidak ditemukan dalam Al-qur’an maka rujuk kepada Sunnah Rasulullah, jika tidak ditemukan maka baru dibolehkan berIjtihad dengan menggunakan akal yang sehat. Menurut pemakalah bisa juga dengan menggabungkan dua rujukan sekaligus yaitu Al qur’an dan Sunnah karena sunnah berfungsi menjelaskan Al-qur’an sehingga akan lebih akurat alasannya. Hadis di atas terlihat Rasulullah baru akan menyerahkan tugas kepada Mu’az ketika terlebih dahulu mengetahui bahwa Mu’az memiliki ilmu tentang persoalan tugas yang akan diembannya. Hal ini juga menggambarkan bahwa dalam memberikan tugas yang berat seperti halnya dalam mengadili maka haruslah dilihat kompetensi kognitif orang yang diberi tugas, sehingga dia benar-benar mengadili dengan ilmunya bukan dengan kebodohannya, serta tingkat keadilan akan lebih baik jika ditangani oleh orang yang berilmu tersebut. B. Evaluasi Ranah Afektif (al-nahiyah al-mauqifiyyah) Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya jika seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku; seperti: perhatiannya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran agama di sekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang diterimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam, dan sebagainya. Hadis yang berkenaan dengan ranah afektif ini, yaitu: “Jabir berkata, Rasulullah saw bersabda; sesungguhnya Allah SWT menguji seorang hambanya dengan suatu penyakit sehingga dia mengampuni semua dosanya”.(HR. Ath-Thabrani) Dan dalam hadits lain “Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda, setiap musibah yang menimpa seseorang muslim yang berupa penyakit, penyakit kronis, kegalauan fikiran, kegelisahan hati, sampai kena duri, akan dihapus Allah kesalahannya”.(HR. Al-Bukhari) Hadis tersebut menggambarkan tentang evaluasi afektif, yaitu tentang kesabaran dalam menghadapi ujian yang diberiakan oleh Allah dalam rangka memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh seseorang yang diberikan ujian tersebut. Ini merupakan hadiah yang diberikan oleh Allah kepada orang yang sabar dalam ujianNya. Dalam pendidikan Islam evaluasi afektif ini sangat perlu diterapkan, hal ini agar dapat terlihat hasil dari pendidikan itu sendiri yaitu menghasilkan pendidik yang beriman dan berakhlah mulia, maka penilaian afektif ini akan melihat sejauh mana tingkat akhlak yang diterapkan dalam kehidupan peserta didik, seperti rasa sabar terhadap ujian yang diberikan. C. Evaluasi Ranah Psikomotor (An-Nahiyah AL-Harakah) Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranh psikomotor dikemukakan oleh Simsoon (1956) yang menyatakan bahwa ranah psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertidak individu. Hasil belajar psikomotor ini merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif (yang baru tampak kecendrungan untuk berprilaku). Hadis yang berkenaan dengan evaluasi psikomotor ini terdapat pada HR. Al-Bukhari, yaitu: Artinya: Dari Abu Hurairah, bahwa Rosulullah SAW masuk masjid lalu masuk pula seorang laki-laki yang kemudian sholat dan memberi salam kepada Nabi SAW, beliau menjawab salam dan berkata. “ulangi sholatmu karena sesungguhnya kamu belum sholat. “laki-laki itu mengulangui sholatnya tadi. Kemudian ia datang mengucapkan salam kepadda nabi. Lalu nabi berkat lagi, “ ulangi sholatmu karena sesungguhnya kamu belum sholat.” Begitulah sampai tiga kali, lalu laki-laki tersebut berkata, demi dzat yang telah mengutusku dengan benar, sungguh aku tidak dapat berbuat yang lebih baik dari pada itu. Oleh karena itu, ajarilah aku. Lalu nabi bersabda, apabila kamu berdiri untuk sholat, maka takbirlah. Lalu bacalah ayat yang mudah bagimu, kemudian ruku’lah hingga tuma’ninah. Kemudian bangkitlah sehingga i’tidal dalam keadaan berdiri, kemudian sujudlah hingga tuma’ninah dalam keadaan sujud. Kemudian bangkitlah hingga tuma’ninah dalam keadaan duduk, kemudian sujudlah sehingga tuma’ninah dalam keadaan sujud. Kemudian berbuatlah yang demikian itu dalam semua sholatmu.” (HR. Al-Bukhari) Dalam alam hadits ini, Rosulullah menguji sahabat dalam mendirirkan sholat. Ini berada di wiloayah psikomotor. Teknik yang digunakan Observasi. Beliau mengamati sholat yang dilakukan oleh sahabat. Setelah adanya kekeliruan, beliau langsung menyuruhnya untuk mengulangi. Jadi segera ada perbaikan terjadinya kesalahan. Dari hadits di atas juga dapat diambil pelajaran bahwa Rasulullah telah menggunakan observasi sebagai teknik tes kemampuan ranah psikomotor dalam bentuk yang sederhana, kendatipun belum menggunakan perencanaan tertulis dan pencatatan lapangan. Pada zaman modern ini, observasi digunakan sebagai instrumen pengukuran kemampuan kerja seseorang dan dilengkapi dengan catatan-catatan yang diperlukan. Menurut anas Sudjono, secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi yang banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya tingkah laku peserta didik ketika guru agama menyampaikan pelajaran di kelas; tingkah lakku peserta didik ketika istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran; dan prilaku peserta didik pada saat sholat jamaah di mushalla sekolah, ceremai-ceramah keagamaan, upacara bendera, serta ibadah sholat tarawih. D. Kualitas Ujian Sesuai Dengan Tingkat Keberagamaan Hal ini tergambar dalam hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh At-Tirmizi, yang berbunyi: Artinya:“Sa’ad meriwayatkan,”saya bertanya kepada Rasulullah saw siapa orang yang mendapat ujian yang paling kuat? Rasulullah saw menjawab,”Nabi, kemudian orang yang paling utama dan seterusnya. Seseorang diuji sesuai dengan tingkat agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujian untuknya kuat pula. Ujian itu senantiasa diberikan kepada manusia sampai ia tidak berbuat kesalahan lagi.(HR. At-Tirmidzi) Dalam Tuhfat alAhwazi, dijelaskan bahwa manusia yang paling banyak dan paling suli ujian dan cobaannya adalah para Nabi. Mereka lebih banyak diuji karena mereka senang dengan ujian itu sebagaimana orang lain senang dengan nikmat. Bila tidak diuji, mereka meragukan kecintaan Tuhan dan kesabarannya lemah dalam menghadapi umat. Semakin kuat ujiannya semakin tawadhu’dan berharap ia kepada Allah. Al Amtsal adalah orang-orang yang paling utama, paling tinggi kedudukan dan posisinya. Mereka paling dekat dengan Allah dan diberi ujian yang berat supaya mendapat pahala yang banyak. Seorang di uji sesuai dengan tingkat iman atau agamanya. Artinya, sesuai dengan kelemahan kekuatan, kekurangan dan kesempurnaan agamanya. Jika ia kuat dalam beragama, maka ujiannya kuat pula. Sebaliknya jika agamanya lemah, maka ujiannya akan lemah pula. Ujian itu senantiasa diberikan kepada manusia sampai ia tidak berbuat kesalahan lagi. Menurut M Arifin, sistem evaluasi dalam sunah nabi yang bersifat makruh adalah untuk mengetahui kemajuan belajar manusia, termasuk nabi sendiri. Hal ini sebagaimana kisah kedatangan malaikat Jibril yang menguji beliau dengan pertanyaan-pertanyaan tentang rukun islam dan setiap jawaban beliau selalu di benarkan oleh malaikat Jibril. Peristiwa lainnya, yaitu malaikat Jibril yang mendatangi nabi untuk menguji sejauh mana hafalan-hafalan al-qur’an, konsistensi dan validitas ingatan beliau. Dalam melaksanakan kegiatan dakwah dan pengajaran, nabi juga sering kali mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar para sahabatnya dengan sistem tanya jawab dan musyawarah. Tujuannya adalah untuk mengetahui mana di antara para sahabat yang cerdas, patuh, dan sholeh atau mana yang kreatif dan aktif responsif terhadap pemecahan problem-problem yang di hadapi bersama nabi dalam keadaan mendesak. Dari hadits dan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Rasulullah telah mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran para sahabat. evaluasi yang beliau lakukan mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor walaupun dalam bentuk pelaksaan yang masih sederhana sesuai dengan kebutuhan pada waktu itu. Dengan demikian, seyogianya pendidik dalam lembaga pendidikan islam saat ini mengembangkan sistem evaluasi yang komprehensif dan menyeluruh. Jangan berpuas diri dengan hasil evaluasi ranah kognitif saja. Ranah yang lainnya juga harus diperhatikan dan diutamakan sesuai dengan tujuan pendidikan agama islam. E. Kesimpulan  Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka melihat sejauh mana peserta didik paham terhadap materi yang telah diajarkan, bagaimana sikap peserta didik setelah dilakukan pendidikan serta apakah peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang telah diajarkan kepadanya.  Ranah evaluasi mencakup tiga hal, yaitu; ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.  Ketiga ranah evaluasi tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Nabi dalam mengevaluasi keberhasilan sahabat-sahabtanya dalam memahami dan menerapkan materi yang telah di ajarkannya  Sebagai pendidik dalam lembaga pendidikan Islam hedaknya dapat mengembangkan tiga ranah evaluasi yang telah diterapkan oleh Nabi tersebut sehingga sesuai dengan hasil yang diinginkan DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid Khon, Hadits Tarbawi, Jakarta, PT Kencana Persada Media Group, 2012, Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafind Persada Omar Hamalik, Pengajaran Unit, 1982, Bandung Alumni Bukhari Umar, Hadits Tarbawi, Jakarta, Amzah, 2012, Zuhairi, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, 1981, Surabaya: Usaha Nasional Tuhfat al-Ahwaz, Juz 6, h. 188 dalam al-Maktabat al-Syamilah Abu Daud, Juz 3 Al-Thabraniy, Al-Mu’jam al-Kabir li al-Thabraniy, Juz 2 dalam Maktabah al-Syamilah Al-Bukhariy, Juz 4

Senin, 15 Juli 2013

PEMBAHASAN HUKUM ADU TINJU MENURUT SYARIAT ISLAM A. Pengertian Olahraga Tinju Tinju adalah olahraga dan seni beladiri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut "ronde". Baik dalam Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petarung (disebut petinju) menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.[1] Menurut kamus besar bahasa Indonesia olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.[2] Sedangkan tinju adalah kepalan tangan (untuk memukul).[3] Kata Tinju adalah terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism berasal dari kata latin, pugilatus atau pinjaman dari kata yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yang menandakan segala sesuatu yang berbentuk kotak atau "Box" dalam bahasa Inggrisnya. B. Hukum Olahraga Tinju Ada beberapa perbedaan pendapat dalam menentukan hukum tinju. Ada yang tidak memperbolehkan dan ada juga yang memperbolehkan. Yang tidak memperbolehkan beralasan karena memang olahraga tinju lebih banyak mengandung madharat dari pada faedahnya. Sedangkan yang memperbolehkan beranggapan bahwa olahraga tinju sebagai bentuk melatih fisik agar siap berperang. Sebelum kita mengetahui pendapat para ulama’ kita perlu tahu bagaimana pandangan yang terdapat didalam al-Qur’an dan as-Sunnah terlebih dahulu, adapun penjelasannya sebagai berikut: 1. Hukum yang terdapat dalam al-Qur’an Didalam al-Qur’an menjelaskan bahwa hukum perlombaan tinju itu haram yang diqiyaskan dengan hukum pembunuhan, hal ini tertulis jelas dalam surat an-Nisa’: 29 وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (٢٩) Artinya:“Dan janganlah kamu membunuh dirimu[4]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.[5] Hal ini juga dijelaskan kembali dalam firman Allah (QS. Al-Baqarah: 195) وَأَنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٩٥) Artinya : “Dan belanjakanlah di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S Al-Baqarah: 195).[6] Asbabun Nudzul Q.S. Al-Baqarah: 195: Al-laits bin Sa’ad menceritakan dari Aslam Abi Imran, dia berkata, “seseorang dari kelompok imigran muslim di konstantinopel menyerang barisan musuh lalu diantara mereka ada yang terbakar. Ikut pula bersama kami Abu Ayub al-Anshari, lalu orang-orang berkata, ‘orang itu telah menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan’. Namun Abu-Ayub berkata, “kami tahu ayat ini diturunkan berkaitan dengan kasus kami, kami telah menemui Rasulullah. Kami mengalami kejadian bersama beliau dan kami menolong beliau. Dari ayat di atas, Islam menganjurkan manusia untuk saling berbuat kebaikan,dan jangan tolong menolong dalam hal keburukan karena siksa Allah sangat pedih. Hukum yang terdapat dalam surat an-Nisa’:29 dan al-Baqarah: 195 di perkuat kembali dalam Alqur’an Surat A-Maidah ayat 2: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢) Artinya:“dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”[7] 2. Hukum yang terdapat dalam as-Sunnah Yang kita ketahui dalam olah raga tinju, seorang petinju menggunakan teknik saling memukul dengan kedua tangan untuk saling menjatuhkan lawan. Dalam hal ini terdapat dalam hadits Rasulullah s.a.w : عَنْ اَبِىْ سَعِيْدٍ سَعْدِ بْنِ مَالِكْ بْنِ سِنَانٍ الْخُدْرِىِّ رَضِىَ الله عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ص.م قَالَ لاَضَرَرَ وَلاَضِرَارَ. (رواه ابن ماجه) Artinya: “Dari Abi Sai’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al-Khudri r.a. ia berkata, bahwa Rasulullah s. a. w. Telah bersabda: “Janganlah engkau saling memudharatkan (merugikan, menyusahkan, menyempitkan).” (HR. Ibnu Majjah)[8] Hal ini juga di perkuat dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yaitu: عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمْ: إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فليجتنب الوَجْهِ Artinya: “ Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang bertengkar dengan saudaranya, hendaklah dia menghindari memukul wajah.” Jadi dari kedua keterangan di atas mengandung arti bahwa setiap perbuatan manusia dimintai pertanggung jawaban di hari akhir kelak. Sebagaimana firman Allah di QS. Yasin: 65             Artinya : “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”.[9] Dan adapun dibawah ini akan dijelaskan tentang beberapa pendapat yang tidak memperbolehkan dan yang memperbolehkan. 1. Hukum yang tidak memperbolehkan Fiqhi Islamy (Lembaga Fiqh Islam) yang berada dibawah naungan Rabithah Alam Islamy dalam pertemuan ke-10, Sabtu 24 Shafar 1408 H/17 Oktober 1987 M sampai Rabu 28 Shafar 1408 H/21 Oktober 1987 M silam telah menetapkan bahwa permainan tinju tidak boleh dilakukan (haram hukumnya) dan tidak boleh dinamai olahraga badan karena olahraga bertumpu pada latihan bukan menyakiti dan membuat bahaya.[10] Menurut Fatwa Lajnah Daimah (Kairo) nomor 16443, menyatakan bahwa hukum perlombaan tinju itu tidak diperbolehkan (haram) dengan alasan mengandung banyak bahaya bagi manusia. Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz selaku ketua Lajnah Daimah, Abdurrazzaq Afifi selaku wakil ketua dan Shalih al Fauzan, Abdul Aziz lalu Syaikh serta Bakr Abu Zaid selaku anggota.[11] Menurut Masjfuk Zuhdi (salah satu ulama dari Jatim), ada beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan yang mengisyaratkan keharaman olahraga ini. Pertama, Allah SWT melarang manusia mencampakkan dirinya ke dalam kebinasaan (QS. Al-`Baqarah 2: 195). Manusia wajib menghindari diri dari hal-hal yang mungkin menimbulkan celaka. Petarungan tinju adalah sesuatu yang merusak jiwa dan akal. Kedua. Hadist Nabi SAW yang menyatakan bahwa orang berduel untuk saling mengalahkan, baik yang menang ataupun yang kalah, sama-sama masuk neraka (H.R. Al- Bukhari). Ini karena mereka sama-sama berusaha untuk mengalahkan lawannya. Ketiga, Olahraga tinju memang bermanfaat memupuk keberanian dan kekuatan, namun bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya. Dalam kaidah hukum Islam dirumuskan bahwa menolak bahaya harus lebih diutamakan daripada mengambil manfaat. Karenanya, manfaat tinju tidak pada artinya sama sekali dibandingkan mudarat yang ditimbulkannya. Keempat, olahraga tinju terutama yang professional sering dijadikan ajang perjudian, tidak sedikit orang yang terlibat dalam taruhan untuk menjagokan petinju yang mereka kagumi. Olahraga ini menjadi pintu bagi orang-orang untuk melakukan maksiat.[12] 2. Hukum yang memperbolehkan Pendapat yang membolehkan terdapat pada keputusan bahtsul masail syuriah NU cabang Kraksaan, yag dihimpun dalam kitab Ahkamul Fuqoha halaman 26 yang merupakan himpunan keputusan bahtsul masail NU disebutkan bahwa berdasar keterangan dalam kitab Fatawa al-Kubra juz 3 halaman 272 hukum permainan tinju boleh selama tidak berbahaya dan tidak mengandung mungkarot seperti taruhan, pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan dan tidak termasuk syi’ar orang fasiq.[13] Dalam buku persepakatan ulama’ dalam hukum Islam yang diputuskan melalui ijmak. Ulama’ sepakat bahwa, bila komandan memberi izin kepada seorang tentara muslim untuk bertanding satu lawan satu dengan seorang tentara musuh, tentara muslim tadi boleh melakukannya.[14] Dari beberapa rincian keterangan-keterangan dapat di katakana bahwa tinju lebih banyak kemudhorotannya dari pada kemashlahatannya.karena olahraga ini membahayakan jasad dan tidak memberikan manfaat bagi badan. Secara Syar’i. “barra’ berkata, “yang dimaksudkan kebinasaan ialah bila seseorang melakukan dosa, berarti ia menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan dan dia tidak bertobat. A. ANALISIS Tinju merupakan salah satu olah raga bela diri yang dapat mengakibatkan cidera bagi pemainnya. Walaupun semua cabang olah raga mempunyai dampak cidera bagi pemainnya, tetapi tinju memberikan dampak yang signifikan kepada pemainnya sehingga dalam agama terdapat pro dan kontra mengenai hukum olah raga tinju. Perbedaan pro dan kontra mengenai hukum tinju tentu terdapat alasan-alasan mengenai hukum tersebut. Sebagian ulama berpendapat diperbolehkannya olah raga tinju dengan alasan dalam tinju tidak terdapat perbuatan-perbuatan yang munkar seperti taruhan, pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan, dan tidak ada syi’ar-syi’ar kefasikan didalamnya. Sedangkan sebagian ulama yang mengharamkan hukum tinju, mereka beralasan bahwa tinju mengakibatkan bahaya bagi pemainnya seperti kebutaan, gagar otak, dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Walaupun sebagian banyak yang mengatakan tinju dapat memperkuat otot, pembelaan terhadap diri sendiri, dan tahan banting terhadap pemainnya. Dan tentunya semua hukum yang telah diputuskan oleh ulama tak lepas dari kemaslahatan umat. B. KESIMPULAN  Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain.  Didalam Al-Qur’an menjelaskan bahwa hukum tinju itu diharamkan. Dan diqiyaskan dengan hukum pembunuhan, yaitu yang terdapat pada surat An-Nisa’:29, al-Baqarah: 195, dan A-Maidah: 2. Dan menurut apa yang terdapat dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah dan Abu Hurairah menyatakan tidak memperbolehkan.  Sedangkan hukum tinju sendiri ada dua pendapat yang pertama tidak diperbolehkan, dan yang kedua memperbolehkan. Diantara yang membolehkan ialah Lembaga Fiqh Islam, Fatwa Lajnah Daimah(Kairo), Masjfuk Zuhdi (salah satu ulama dari Jatim).  Menurut pandangan ilmu kedokteran, tinju merupakan olahraga yang membahayakan karena dapat menyebabkan kebutaan, gagar otak, patah tulang sampai pada kematian tanpa ada tanggung jawab. Dan adapun hukuman bagi orang yang melakukannya adalah qishas, diat, dan kifarat. DAFTAR PUSTAKA Abu Habieb, Sa’di. Ensiklopedi Ijmak. terj. Ahmad Sahal Machfudz dan Mustofa Bisri. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1997 Adullah Dahlan, Aminah. Hadits Arba’in An-Nawawi. Bandung: Al-Ma’arif. 1985 Departemen RI. Al-Qur’an dan Terjemah. Semarang: PT. Karya Toha Putra. 2002 Glasse, Cyril. Eksiklopedi Islam (Ringkas). terj. Ghufron A. Mas’adi. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2002 Nasional, Departemen Pendidikan. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2005. edisi. 3 Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyah. Jakarta: Haji Mas Agung. 1992. Zuhdi, Masfuk. Masailul Fiqhiyah. 2003 http://id.wikipedia.org/wiki/Tinju http://belajarislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=104:olahraga&catid=36:fiqih&Itemid=61 http://www.suara-islam.com/news/konsultasi/fiqih/2667--hukum-tinju http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/olah-raga-tinju.html http://210488.blogspot.com/2011/04/hukum-pertandingan-tinju-dalam-islam.html ________________________________________

PEMBAHASAN Dalam rangka mengusahakan pembentukan dan pembinaan identitas islam dan kepribadian muslim,maka tahap pertama setelah nabi hijrah di madinah, nabi membentuk masyarakat islam dengan tradisi – tradisi yang khas. Untuk itu, nabi menyuruh para sahabatnya agar berbeda dengan kelompok-kelompok lain yang non-islam dalam penampilan hal-hal yang bersifat lahiriah, yang berkaitan dengan hukum-hukum islam. Misalnya nabi menyuruh para sahabatna untuk menyemir atau mengecat rambut kepala dan dagunya(janggut jika telah beruban dengan sabdanya: إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لَا يَصْبَغُونَ، فَخَالِفُوهُمْ. “Sesungguhnya orang yahudi dan Nashrani tidak menyemir (rambutnya), maka berbedalah kamu dengan mereka” [HR. Al-Bukhari no. 3462, 5899 dan Muslim no. 2103]. Sebagian ulama ada yang berpendapat sunnah atau mustahab berdasarkan hadits nabi tersebut, dan mereka menemukan faedah menyemir rambut kepala, yaitu untuk membersihkan dan memperindah rambut, dan juga untuk mewujudkanciri khas yang membedakan jamaah islam dengan kelompok lainnya.  menyemir rambut dengan warna hitam Ada segolongan besar ulama yang melarang untuk menyemir rambut menggunakan warna hitam, tetapi sebagian juga mengecualikan ketika dalam keadaan perang demi menggentarkan hati musuh apabila mereka melihat pasukan islam masih muda belia. Bagi orang yang sudah sangat tua, yang seluruh rambut dan jenggotnya sudah memutih semua, maka baginya tidak pantas menyemir dengan warna hitam. Oleh karena itu, ketika Abu Bakar as Shiddiq membawa ayahnya, Abu Quhafah, kehadapan Rasulullah SAW pada hari Fathul Makkah dengan rambutnya sudah memutih bagai kapas, Rasulullah lalu bersabda: غيروا هذا و جنبوه السود. “Ubahlah(semirlah) rambut putih ini, tetapi jauhilah warna hitam” (Muslim 105)  Mengubah Uban dengan Pacar dan Inai Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِنَّ أَحْسَنَ مَا غَيَّرْتُمْ بِهِ الشَّيْبَ الْحِنَّاءُ وَالْكَتَمُ “Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban adalah hinna’ (pacar) dan katm (inai).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah mengatakan bahwa hadits ini shahih) Namun demikian, untuk tujuan tertentu dibolehkan untuk mengecat rambut putih dengan warna hitam, meski para ulama berbeda pendapat dalam rinciannya: A. Ulama Hanabilah, Malikiyah dan Hanafiyah Mereka menyatakan bahwasanya mengecat dengan warna hitam dimakruhkan kecuali bagi orang yang akan pergi berperang. Hal itu lantaran ada ijma’ yang menyatakan kebolehannya. Maksudnya boleh karena akan pergi berperang adalah untuk memperdaya musuh, seolah-olah tentara Islam itu masih muda-muda, lantaran rambutnya masih berwarna hitam. Padahal mungkin saja ada yang sudah mulai beruban dan rambutnya berwarna putih. Dan ‘illat (pautanhukum) yang paling utama dari haramnya menghitamkan rambut memang pada masalah memperdaya orang lain. Seolah-olah masih muda padahal telahberuban. Namun khusus dalam perang melawan orang kafir, dibolehkan berbohong dan memperdaya lawan. B. Abu Yusuf dari Ulama Hanafiyah Beliau berpendapat bahwasanya mengecat rambut dengan warna hitam dibolehkan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya sebaik-baiknya warna untuk mengecat rambut adalah warna hitam ini, karena akan lebih menarik untuk istri-istri kalian dan lebih berwibawa di hadapan musuh-musuh kalian” kebolehan mengecat uban dengan warna hitam, selain dibolehkan untuk mengecoh lawan, juga boleh untuk urusan kebahagiaan suami istri. Dan Islam memang sangat menganjurkan agar seseorang berpenampilan paling baik di hadapan pasangannya. Termasuk mengecat uban menjadi hitam agar kelihatan awet muda. C. Ulama Madzhab As-syafi’I Mereka umumnya berpendapat bahwa mengecat rambut dengan warna hitam diharamkan, kecuali bagi orang-orang yang akan berperang. Ini berbeda dengan pendapat yang nomor satu di atas, di mana mereka tidak sampai mengharamkan, tetapi hanya sampai memakruhkan saja. Namun ulama Asy-Syafi’iyah memang berfatwa sampai mengharamkannya. Pendapat mereka ini didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW: “Akan ada pada akhir zaman orang-orang yang akan mengecat rambut mereka dengan warna hitam, mereka tidak akan mencium bau surga.” Semua pendapat di atas hanyalah dalam konteks orang yang sudah tua dan ubanan serta memutih rambutnya tapi berkeinginan untuk mengecat rambutnya dengan warna hitam. Adapun mengecat rambut dengan warna selain hitam, tidak ada larangannya. Media Pewarna Sedangkan masalah media pewarnanya, sebenarnya tidak selalu harus hinna’ dan katam, tetapi boleh saja dengan pewarna rambut modern yang lebih praktis dan tersedia di mana-mana. Hal ini menunjukkan bahwa menyemir uban dengan hinna’ (pacar) dan katm (inai) adalah yang paling baik. Namun boleh juga menyemir uban dengan selain keduanya yaitu dengan al wars (biji yang dapat menghasilkan warna merah kekuning-kuningan) dan za’faron. Sebagaimana sebagian sahabat ada yang menyemir uban mereka dengan kedua pewarna yang terakhir ini. Abu Malik Asy-ja’iy dari ayahnya, beliau berkata, كَانَ خِضَابُنَا مَعَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَرْسَ وَالزَّعْفَرَانَ “Dulu kami menyemir uban kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan wars dan za’faron”. (HR. Ahmad dan Al Bazzar). Al Hakam bin ‘Amr mengatakan, دَخَلْتُ أَنَا وَأَخِي رَافِعٌ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ ، وَأَنَا مَخْضُوبٌ بِالْحِنَّاءِ ، وَأَخِي مَخْضُوبٌ بِالصُّفْرَةِ ، فَقَال عُمَرُ : هَذَا خِضَابُ الإِْسْلاَمِ . وَقَال لأَِخِي رَافِعٍ : هَذَا خِضَابُ الإِْيمَانِ “Aku dan saudaraku Rofi’ pernah menemui Amirul Mu’minin ‘Umar (bin Khaththab). Aku sendiri menyemir ubanku dengan hinaa’ (pacar). Saudaraku menyemirnya dengan shufroh (yang menghasilkan warna kuning). ‘Umar lalu berkata: Inilah semiran Islam. ‘Umar pun berkata pada saudaraku Rofi’: Ini adalah semiran iman.” (HR. Ahmad).  Hukum Menyemir (Memirang) Rambut yang Semula Berwarna Hitam Menjadi Warna Lain Kaedah tersebut yaitu hukum asal segala adalah halal dan mubah. Inilah kaedah asal yang mesti diperhatikan. Misalnya seseorang mengenakan pakaian yang dia suka atau dia berhias sesuai dengan kemauannya, maka syari’at tidak melarang hal ini. Menyemir misalnya, hal ini terlarang secara syar’i karena terdapat hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ubahlah uban, namun jauhilah warna hitam”. Jika seseorang merubah uban tersebut dengan warna selain hitam, maka inilah yang diperintahkan sebagaimana merubah uban dengan hinaa’ (pacar) dan katm (inai). Bahkan perkara ini dapat termasuk dalam perkara yang didiamkan (tidak dilarang dan tidak diperintahkan dalam syari’at, artinya boleh) Oleh karena itu,rincian warna menjadi 3 macam: Pertama adalah warna yang diperintahkan untuk digunakan seperti hinaa’ untuk merubah uban. Kedua adalah warna yang dilarang untuk digunakan seperti warna hitam untukmerubah uban. Ketiga adalah warna yang didiamkan (tidak dikomentari apa-apa). Dan setiap perkara yang syari’at ini diamkan, maka hukum asalnya adalah halal. . Berdasarkan hal ini, dikatakan bahwa hukum mewarnai rambut untuk wanita (dengan warna selain hitam) adalah halal. Kecuali jika terdapat unsur merubah warna rambut tersebut untuk menyerupai orang-orang kafir, maka di sini hukumnya menjadi tidak diperbolehkan. Karena hal ini termasuk dalam masalah tasyabbuh (menyerupai) orang kafir, sedangkan hukum tasyabuh dengan orang kafir adalah haram. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka” (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Yang namanya tasyabbuh (menyerupai orang kafir) termasuk bentuk loyal (wala’) pada mereka. Sedangkan kita diharamkan memberi loyalitas (wala’) pada orang kafir. Jika kaum muslimin tasyabbuh dengan orang kafir, maka boleh jadi mereka (orang kafir) akan mengatakan, “Orang muslim sudahmenuruti kami.” Sehingga dengan ini, orang-orang kafir tersebut menjadi senang dan bangga dengan kekafiran yang mereka miliki. c.kesimpulan dari penjelasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa hukum menyemir rambut adalah hukum mewarnai rambut untuk (dengan warna selain hitam) adalah halal. Kecuali jika terdapat unsur merubah warna rambut tersebut untuk menyerupai orang-orang kafir, maka di sini hukumnya menjadi tidak diperbolehkan. Adapun syarat-syarat di perbolehkan menggunakan semir rambut adalah 1. Apabila dapat menyerap air di kepala ketika hendak berwudhu 2. Apabila tidak menyebabkan sakit pada kepala, misalnya gatal-gatal dan sebaginya 3. Apabila semir tersebut tidak terbuat dari bahan-bahan yang mengandung najis D. Daftar pustaka • Masjtuk zuhdi,masail fiqhiyah,gunung agung,jakarta,cet:10,hal:95 • http://www.solusiislam.com/2011/03/hukum-menyemir-rambut-dalam-islam.html • http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2873-hukum-menyemir-rambut.html

Hukum Menyemir Rambut

Hukum Bedah Mayat

Hukum Maturbasi

Hukum Musik & Nyayian

Hukum Poligami

Riba Bank

masailul fiqhiyah